Sonora.ID - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir selama dua tahu ini sudah membentuk habituasi baru yang membuat sebagian besar aktivitas seperti pembelajaran dilakukan secara daring dan di dalam rumah.
Keadaan yang memaksa membuat pembelajaran daring harus dilakukan secara berkepanjangan entah sampai kapan.
Tanpa disadari, pembelajaran daring ini sendiri memiliki satu dampak bersar yang akan memengaruhi para generasi penerus, yaitu lost generation.
Lost Generation merupakan istilah yang merujuk kepada kelompok sosial hilang arah akibat dari Perang Dunia I. Segala hal luluh lantah tak bersisa, membuat lost generation ini tidak tahu harus berbuat apa.
Baca Juga: Eko Nugroho Bicara soal Seniman Muda dan Medium Baru dalam Berkarya
Hal ini pun terjadi kembali, tetapi dalam bentuk serangan penyakit. Covid-19 membuat para pelajar melakukan pembelajaran daring tanpa tahu seperti apa wujud dari dunia yang asli.
Selain itu, para pelajar pun diisolasi dan tidak dapat bertemu dengan teman-teman sebayanya.
Padahal, para pelajar masih berada di usia yang mengharuskan mereka untuk bersosialisasi secara langsung agar bisa membentuk suatu karakter yang paten.
Banyak juga kasus para pelajar yang kehilangan orang tuanya akibat dari Covid-19, sehingga mereka semakin hilang arah tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari orang terkasihnya.
Baca Juga: Waspada, Penyakit Jantung Kini Mulai Jadi Momok di Generasi Muda
Sehingga, ini akan berdampak ke psiologis para pelajar yang harus menghadapi pembelajaran daring dan berakhir dengan terjadinya lost generation.
Berdasarkan penjelasan Psikologi Anak dan Remaja bernama Novita Tandry, lost generation saat ini menjadi sebuah tantangan besar yang tidak pernah ia temukan selama 28 tahun melakukan praktik.
Ia juga menambahkan bahwa kebutuhan penggunaan gadget bagi para pelajar yang menghadapi pembelajaraan daring membuat orang tua menjadi less aware terhadap bahaya barang elektronik tersebut.
Tanpa disadari, tuntutan yang mengharuskan para pelajar harus siap sedia dengan gadget di tangan masing-masing ini membuat mereka lupa dengan keadaan sekitar.
Para pelajar yang menghadapi pembelajaran daring ini kehilangan kemampuan dalam berkomunikasi yang membuat mereka menjadi sosok canggung ketika harus bersosialisasi secara langsung.
Dunia para pelajar yang menghadapi pembelajaran daring saat ini berada di genggaman tangan mereka sendiri.
Ini lah yang membuat para pelajar menjadi lepas dengan dunia asli dan akan memunculkan lost generation di kemudian hari.
Baca Juga: Penerus Bangsa, Kemenkes: Anak Berkebutuhan Khusus Punya Hak yang Sama