Sonora.ID - Berkembangnya zaman menjadi modern tidak membuat parenting style milik orang tua ikut turut berubah.
Pada kenyataannya, masih banyak orang tua yang memiliki parenting style kolot dan tidak sesuai dengan karakteristik dari anak-anak mereka yang lahir sebagai generasi milenial.
Parenting style yang tidak sesuai ini membuat para orang tua dengan anak sering mengalami cekcok akibat tidak memahami satu sama lain.
Oleh karena itu, para orang tua harus memahami 7 karakteristik generasi milenial yang dibeberkan oleh Psikolog Anak dan Remaja bernama Novita Tandry ketika menghadiri program Sharing for Caring di YouTube Sonora FM.
Baca Juga: Tiger Parenting: Pola Asuh yang Menyebabkan Paradoks pada Anak
1. Digital
Generasi milenial saat ini memiliki karakteristik digital yang memengaruhi pola pikir mereka dalam memandang dunia.
Dengan adanya karakteristik digital ini, para generasi milenial menganggap bahwa dunia virtual dan nyata merupakan dua hal yang sama.
Sayangnya, karakteristik digital ini masih tidak sesuai dengan konsep parenting style orang tua saat ini. Sebagian besar orang tua masih menganggap bahwa pertemanan yang dijalin melalui dunia digital tidak nyata sama sekali.
Tak jarang, orang tua dan anak pun mengalami perdebatan karena memiliki perbedaan dalam memahami pertemanan dunia nyata dan virtual.
Baca Juga: Lost Genaration akibat Pembelajaran Daring yang Mengancam Para Pelajar
2. Ingin Dikenal sebagai Generasi Unik
Berdasarkan penjelasan dari Novita, para generasi milenial saat ini selalu ingin dikenal sebagai sosok yang unik dan berbeda dari orang lain.
"I'm not you, you're not me," ungkap Novita ketika menjelaskan.
Bagi para generasi milenial, setiap orang memiliki tempatnya masing-masing; one size, fit one.
Oleh karena itu, para orang tua harus mulai belajar untuk tidak membandingkan kemampuan dan kualitas anak-anak mereka yang lahir sebagai generasi milenial agar terhindar dari pertengkaran.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Peran Ayah dalam Parenting ketika MengASIhi Anak
3. Realistis
Novita mengatakan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang praktis dan pragmatis.
Generasi ini cenderung lebih suka dengan hal-hal yang mudah dan instan daripada harus menghadapi hal-hal ruwet yang membuat kepala pusing.
Ini disebabkan karena adanya kemajuan di bidang teknologi yang membuat para generasi milenial mudah dalam mengakses berbagai macam informasi dan keperluan.
Sehingga, ketika parenting style orang tua bersifat repetitif, generasi milenial tidak akan merespon dengan baik karena mereka merasa bahwa pengulangan informasi tidak bersifat efektif.
Generasi milenial lebih suka akan hal yang to the point tanpa harus bertele-tele.
Baca Juga: Anak Terlambat Bicara di Usia 2 Tahun? Orang Tua Wajib Paham Tahap Ini!
4. Fear of Missing Out (FOMO) atau Joy of Missing Out (JOMO)
Dengan laju teknologi dan perubahan yang terjadi semakin cepat, para generasi milenial cenderung mengalami FOMO atau rasa takut akan tertinggal suatu tren.
Hal ini membuat para generasi milenial menjadi sosok yang selalu up to date agar tidak dianggap cupu atau kurang pergaulan.
Di sisi lain, terdapat juga beberapa generasi milenial yang mengalami JOMO atau rasa nyaman ketika tertinggal suatu tren.
Banyak orang tua yang bingung mengapa para anak yang lahir sebagai generasi milenial ini tidak suka mengunggah foto keluarga, foto ketika sedang berulang tahu, atau bahkan update bersama orang tua.
Orang tua harus tahu bahwa itu disebabkan oleh joy of missing out yang membuat para generasi milenial merasa lebih aman dan nyaman ketika harus menjadi sosok yang low profile dan tidak banyak mengekspos kehidupan sehari-harinya.
Baca Juga: Kenali, Apa Itu Tiger Parenting? Metode yang Dewakan Kesuksesan Anak
5. Berambisi Kuat
Dalam bidang pendidikan dan pekerjaan, para generasi milenial memiliki ambisi yang kuat dan membuat mereka menjadi pribadi yang ingin selalu berkontribusi dengan baik bagi lingkungannya.
Generasi milenial tidak hanya akan memikirkan profit semata dan ini sering berkontradiksi dengan parenting style orang tua.
Banyak dari parenting style orang tua yang mengedepankan hasil semata, sehingga orang tua jarang mengapresiasi usaha dan kontribusi yang sudah dilakukan oleh para anak mereka.
Tanpa sadar, ini melukai harga diri sang anak dan sering menimbulkan pertengkaran di kemudian hari.
Baca Juga: 12 Penyebab Miscommunication di Dalam Keluarga, Pakar: Termasuk Memuji
6. Generasi Do It Yourself (DIY)
Novita mengatakan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang lebih suka melakukan segalanya sendiri; do it yourself kata sebagian besar orang.
Keinginan untuk melakukan segalanya sendiri ini dipicu akibat kemudahan teknologi yang membuat para generasi milenial bisa mendapatkan ilmu secara mudah dan instan.
Buruknya, keinginan untuk melakukan segalanya sendiri ini membuat para generasi milenial menjadi enggan untuk mendengarkan perkataan orang tua.
Sehingga, parenting style yang bersifat memerintah pun kerap menjadi penyebab pertengkaran orang tua dengan generasi milenial terjadii di dalam rumah.
Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Wujudkan Parenting Agility
Dari penjelasan 6 karakteristik generasi milenial ini, para orang tua harus bisa menyesuaikan diri dengan sang anak agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan dengan lancar.
Orang tua juga diharapkan untuk bisa mengganti parenting style mereka agar bisa mengimbangi pola pikir dan kemauan dari para anak-anak mereka yang lahir sebagai generasi milenial.