FKY 2021 telah mengangkat objek kebudayaan yang terdiri dari adat Istiadat dan tradisi luhur sebanyak 38 tema, pengetahuan dan teknologi sebanyak 58 tema, bahasa dalam 24 tema, benda dalam 24 tema, dan seni sejumlah 96 bentuk.
FKY 2021 telah mendukung 196 UMKM melalui program Sambatan (Saling mBantu Jualan) sebagai bagian dari kampanye di media sosial.
Dukungan ini memberikan manfaat mulai dari proses pengurusan legalitas usaha (IUMK), kenaikan jumlah pengikut dan pengunjung media sosial UMKM bersangkutan, hingga peningkatan penjualan.
Lewat program Catatan Warga, FKY telah melibatkan masyarakat untuk mewujudkan semangat pencatatan budaya.
Masyarakat secara keseluruhan telah menyumbangkan 180 catatan yang terdiri dari 72 Cipta Lagu Anak, 46 Foto Kegiatan Budaya, 23 Podcast Situs Bersejarah, 16 Tembang Dolanan Anak, serta 23 Vlog Kuliner Warisan.
Antusiasme tinggi para peserta pada Cipta Lagu Anak merupakah salah satu bukti bahwa lagu anak kembali menjadi perhatian banyak orang di tengah tingkat pertumbuhannya yang tidak sepadan dengan jumlah masyarakat Indonesia.
Catatan Warga adalah capaian penting dalam memulai peran dan kesadaran masyarakat terhadap dinamika kebudayaan di sekitarnya.
Pada hari terakhir ini, web FKY juga diisi dengan video pertunjukan kolaborasi antara Sedhut Senut dan Ndarboy Genk.
Keduanya akan bermain dalam satu panggung menampilkan paduan antara seni ketoprak dan dangdut dengan judul pertunjukan Aku Obah, Kowe Mamah.
Baca Juga: Tumpengan untuk Mengawali 26th Yogyakarta Gamelan Festival 2021
Di samping itu, FKY memberikan catatan hasil penelusuran teater rakyat lewat keberadaan LPPM USD-SAV (Arena Teater SAV Puskat) dan kemunculan komunitas ITRY (Institut Teater Rakyat Yogyakarta) yang bertujuan mendorong kesadaran dan keberdayaan warga melalui penggunaan teater rakyat.
Terakhir, turut dihadirkan konten foto hasil rekonstruksi pencatatan J.L. Moens atas permainan tradisional anak-anak, proses bercocok tanam, serta ritual.
Rekonstruksi ini dalam rangka memberikan perhatian dan pengetahuan bagi generasi mendatang.
Seremoni ditutup dengan hiburan pertunjukan musik dari O.K. Surya Mataram. Mereka membawakan lagu-lagu keroncong sebagai salah satu keberagaman musik Yogyakarta yang terus tumbuh.
Baca Juga: Pemkot Semarang dan Pemkot Yogyakarta Jalin Kerjasama Pariwisata
Kelompok O.K. Surya Mataram telah berdiri sejak 1975.
Mereka yang terlibat memiliki rentang usia yang beragam, mulai dari remaja 20-an tahun hingga ibu-ibu 70-an tahun.
Namun, ini tidak pernah memutus usaha mereka untuk terus berkolaborasi.
Hingga kini O.K. Surya Mataram aktif membina kelompok keroncong remaja sebagai upaya regenerasi dan pelestarian untuk menghadapi tantangan zaman.
Baca Juga: Resep Mie Nyemek Khas Yogyakarta, Penyelamat Semua Umat di Kala Lapar
Seluruh keragaman penampilan dalam acara penutup yang terdokumentasi menjadi catatan ini adalah pernyataan upaya satu bentuk pelestarian dan pengembangan yang tidak harus terkungkum dalam kerumitan aturan.
Semangat dan kesadaran atas kebudayaan menjadi bekal utama yang harus ditumbuhkan di masyarakat.
Seremoni penutupan secara resmi akan menandai berakhirnya penyelenggaraan FKY 2021 Mereka Rekam, tapi akses terhadap seluruh catatan yang telah dihasilkan bersama akan terbuka luas hingga tahun mendatang.
Seluruh hasil pencatatan budaya FKY 2021 Mereka Rekam akan diserahkan kepada lembaga arsip untuk diolah dan dikelola sehingga memori yang terkandung di dalamnya dapat terus terjaga.
Catatan ini akan terus bisa dibaca ulang oleh masyarakat sebagai sebuah pengetahuan maupun hiburan tentang kebudayaan di Yogyakarta.
Baca Juga: Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2021 Kembali Hadir, Digelar Secara Daring