Seremoni Penutupan FKY 2021 Mereka Rekam dan Merayakan Catatan Bersama Gelaran FKY 2021

8 Oktober 2021 17:00 WIB
Penampilan Susilo Nugroho, atau dikenal juga sebagai Den Baguse Ngarso, yang membawakan monolog bergaya dagelan mataraman.
Penampilan Susilo Nugroho, atau dikenal juga sebagai Den Baguse Ngarso, yang membawakan monolog bergaya dagelan mataraman. ( Sonora FM Yogyakarta)

Yogyakarta, Sonora.ID - Mereka Rekam telah memasuki hari terakhir penyelenggaraannya.

Selama 22 hari, FKY 2021 telah menghadirkan  ratusan catatan tentang sosok, cara hidup, semangat zaman, dan berbagai pengetahuan dari catatan warga.

Seremoni penutupan FKY 2021 dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 15.30 WIB, secara daring melalui situs web www.fky.id yang disiarkan langsung dari gedung DPAD DIY. 

Lokasi DPAD DIY sendiri rencananya akan menjadi venue utama penyelenggaraan FKY tahun depan secara hybrid. 

Baca Juga: Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2021 Kembali Hadir, Digelar Secara Daring

Sambutan  penutupan  FKY  2021 diawali  oleh  Dian  Lakshmi  Pratiwi,  S.S.,  M.A.,  Kepala  Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan). Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Susilo Nugroho, atau dikenal juga sebagai Den Baguse Ngarso, yang membawakan monolog bergaya dagelan mataraman.

Monolog ini sekaligus berisi tentang laporan penyelenggaraan FKY 2021 Mereka Rekam yang disampaikan dalam format yang berbeda.

Rangkaian proses pencatatan FKY 2021 akan diakhiri secara simbolis oleh Sekretaris Daerah DIY, Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji, mewakili Gubernur DIY.

Rangkaian  acara  penutupan  FKY  2021 dimulai  dengan  penampilan  dari  Ibu  Menari  yang membawakan  tari  Sido  Luhur.  Tarian  ini  merupakan  refleksi  atas  filosofi  batik  Sido  Luhur  yang  kerap dikenakan perempuan dalam upacara pernikahan dan mitoni dalam adat tradisi Yogyakarta.

Baca Juga: Siap-siap! FKY 2020 Bakal Diselenggarakan 21-26 September 2020

Setiap nafas dalam tari Sido Luhur adalah doa para ibu untuk keluarga dan keturunannya. Ibu Menari dalam catatan empat karya sebelumnya telah mengembangkan bentuk tarian yang mengekspresikan diri mereka sebagai penari  perempuan dengan merespon  rumah  dan  kegiatan  sehari-hari  seorang  ibu.

Tarian  Sido Luhur menunjukkan bahwa para penari juga mampu menjawab tentang pelestarian tari yang  berakar pada tradisi. 

Sejak dibuka pertama kali, FKY 2021 telah dihadiri oleh 15,1 ribu  user yang berasal dari 250 kota di 37 negara, di  antaranya  adalah  Indonesia, Amerika,  Singapura, Irlandia,  Swedia, Jepang,  Vietnam, Belanda, Austria,  Jerman,  Australia,  Malaysia,  Inggris,  Perancis,  dan  Cina. 

Jumlah  ini  berdasarkan  data  yang dikumpulkan  dari  periode  28  Agustus  -  5  Oktober  2021. 

Baca Juga: Seniman Macapat Turut Semarakkan HUT Kota Yogyakarta ke-265

Kehadiran  FKY  2021  telah  memberikan sumbangsih pada berbagai pihak, baik secara ekonomi, mendorong kemunculan karya baru, alasan untuk aktif dan produktif di tengah pandemi, penghiburan, memberikan ruang/eksposur berbagai subjek, serta utamanya adalah beragam pengetahuan baru bagi masyarakat.

Dalam  penyelenggaraannya,  FKY  2021  telah  melibatkan  937  subjek  yang  meliputi  pegiat  festival  seni-budaya, seniman, maestro,  komunitas, tenaga ahli warisan budaya dan cagar budaya, pegiat budaya, lembaga, serta pranata.

Selain itu, penggunaan sarana budaya meliputi 7 gedung pertunjukan, 4 gedung pameran, 26 padepokan/sanggar, 3 fasilitas pendidikan, 1 balai pertemuan, dan sarana budaya lainnya yang tersebar di 120 desa. 

Baca Juga: GKR Hemas Apresiasi Perupa Dukung Percepatan Vaksin

FKY 2021 telah mengangkat objek kebudayaan yang terdiri dari adat Istiadat dan tradisi luhur sebanyak 38 tema, pengetahuan dan teknologi sebanyak 58 tema, bahasa dalam 24 tema, benda dalam 24 tema, dan seni sejumlah 96 bentuk.

FKY 2021 telah mendukung 196 UMKM melalui program Sambatan (Saling mBantu Jualan) sebagai bagian dari kampanye di media sosial.

Dukungan ini memberikan manfaat mulai dari proses pengurusan legalitas usaha (IUMK), kenaikan jumlah pengikut dan pengunjung media sosial UMKM  bersangkutan, hingga peningkatan penjualan.

Lewat program Catatan Warga, FKY telah melibatkan masyarakat untuk mewujudkan semangat pencatatan budaya.

Baca Juga: Saling Membantu di Masa Pandemi, Pembaca Kompas Berikan Donasi untuk Ratusan Buruh Gendong di Yogyakarta

Masyarakat secara keseluruhan telah menyumbangkan 180 catatan yang terdiri dari 72 Cipta Lagu Anak, 46 Foto  Kegiatan Budaya, 23 Podcast Situs Bersejarah, 16 Tembang Dolanan Anak, serta 23 Vlog Kuliner Warisan.

Antusiasme tinggi para peserta pada Cipta Lagu Anak merupakah salah satu bukti bahwa lagu anak kembali menjadi perhatian banyak orang di tengah tingkat pertumbuhannya yang tidak sepadan   dengan jumlah masyarakat Indonesia.

Catatan Warga adalah capaian penting dalam memulai peran dan kesadaran masyarakat terhadap dinamika kebudayaan di sekitarnya.  

Pada hari terakhir ini, web FKY juga diisi dengan video pertunjukan kolaborasi antara Sedhut Senut dan Ndarboy Genk.

Keduanya akan bermain dalam satu panggung menampilkan paduan antara seni ketoprak dan dangdut dengan judul pertunjukan Aku Obah, Kowe Mamah.

Baca Juga: Tumpengan untuk Mengawali 26th Yogyakarta Gamelan Festival 2021

Di samping itu, FKY memberikan catatan hasil penelusuran teater rakyat lewat keberadaan LPPM USD-SAV (Arena Teater SAV Puskat) dan kemunculan komunitas ITRY (Institut Teater Rakyat Yogyakarta) yang bertujuan mendorong kesadaran dan keberdayaan warga melalui penggunaan teater rakyat.

Terakhir, turut dihadirkan konten foto hasil rekonstruksi pencatatan J.L. Moens atas permainan tradisional anak-anak, proses bercocok tanam, serta ritual.

Rekonstruksi ini dalam rangka memberikan perhatian dan pengetahuan bagi generasi mendatang. 

Seremoni ditutup  dengan  hiburan  pertunjukan  musik  dari  O.K. Surya  Mataram.  Mereka membawakan lagu-lagu keroncong sebagai salah satu keberagaman musik Yogyakarta yang terus tumbuh.

Baca Juga: Pemkot Semarang dan Pemkot Yogyakarta Jalin Kerjasama Pariwisata

Kelompok O.K. Surya Mataram telah berdiri sejak 1975.

Mereka yang terlibat memiliki rentang usia yang beragam, mulai dari remaja 20-an tahun hingga ibu-ibu 70-an tahun.

Namun, ini tidak pernah memutus usaha  mereka  untuk  terus berkolaborasi. 

Hingga  kini  O.K. Surya  Mataram  aktif  membina  kelompok keroncong remaja sebagai upaya regenerasi dan pelestarian untuk menghadapi tantangan zaman. 

Baca Juga: Resep Mie Nyemek Khas Yogyakarta, Penyelamat Semua Umat di Kala Lapar

Seluruh  keragaman  penampilan  dalam  acara  penutup  yang  terdokumentasi  menjadi  catatan  ini  adalah pernyataan  upaya  satu  bentuk  pelestarian  dan  pengembangan  yang  tidak  harus  terkungkum  dalam kerumitan  aturan. 

Semangat  dan  kesadaran  atas  kebudayaan  menjadi  bekal  utama  yang  harus ditumbuhkan di masyarakat.

Seremoni penutupan secara resmi akan menandai berakhirnya penyelenggaraan FKY 2021 Mereka Rekam, tapi akses  terhadap seluruh  catatan yang  telah  dihasilkan  bersama akan terbuka luas hingga  tahun mendatang.

Seluruh hasil pencatatan budaya FKY 2021 Mereka Rekam akan diserahkan kepada lembaga arsip untuk diolah dan dikelola sehingga memori yang terkandung di dalamnya dapat terus terjaga.

Catatan ini akan terus bisa dibaca ulang oleh masyarakat sebagai sebuah pengetahuan maupun hiburan tentang kebudayaan di Yogyakarta.

Baca Juga: Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2021 Kembali Hadir, Digelar Secara Daring

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm