Sonora.ID - Indonesia merupakan negara seribu kepulauan, di sini terdapat beragam budaya, dan adat istiadat yang turun-temurun dan terus dilestarikan. Apalagi kita sebagai generasi penerus mengemban tugas untuk memelihara budaya dan adat istiadat leluhur.
Satu diantara budaya yang ada di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat yang terus dilestarikan oleh penduduk setempat adalah Upacara Robo-robo, yang juga dikenal dengan upacara tolak bala.
Kegiatan ini digelar pada hari Rabu pekan terakhir bulan Safar dalam kalender Hijriah.
Namun yang paling ditunggu saat Robo-robo adalah budaya makan saprahan.
Baca Juga: Sesaji Rewanda, Cara Warga Semarang untuk Menjaga Keseimbangan Alam
Makan Saprahan adalah santap bersama penuh keakraban di siang hari antara menjelang hingga sesudah zuhur.
Makan saprahan atau bersama biasa dilakukan di luar rumah, di lapangan, di tepi jalan, dan lainnya.
Untuk menu makanan yang disajikan tentu saja makanan khas dari Kalimantan Barat, seperti opor ayam putih, selada timun dan banyak lagi yang lain.
Kemudian juga ada kue-kue khas Kalbar diantaranya Bingke, Sangon, Putu Buluh sampai dengan Pengkang.
Beberapa warga Desa Pasir Panjang, Kecamatan Mempawah Timur misalnya, yang berkumpul Bersama–sama di satu diantara depan rumah warga sambal membawa aneka makanan dan lauk pauk.
Baca Juga: Mengenal Gambang Semarang: Akulturasi Tradisi di Kota Semarang
Setelah berkumpul, selanjutnya dilakukan pembacaan doa tolak bala yang dipimpin langsung oleh Ustaz Muhardi, dimana isi doa memohon keselamatan kepada Allah Taala dan dijauhkan dari segala bencana maupun petaka.
Ustad Muhardi mengatakan Robo-robo menjadi momentum meningkatkan silaturahmi dan mempererat kekompakan serta kebersamaan di masyarakat.
Satu diantaranya adalah dengan makan saprahan sehingga tetap terjalin komunikasi di masyarakat.