2. Trust Issue
Selain dari perceraian orang tua, trust issue juga mengambil peranan yang cukup besar dalam memunculkan rasa takut akan komitmen di kehidupan para generasi milenial.
Tidak jarang, para generasi milenial yang sedang menjalani hubungan mengalami sebuah perselingkuhan di dalamnya. Terlebih, kasus pelakor akhir-akhir ini sedang sering terjadi di kehidupan masyarakat.
Perselingkunhan ini yang pada akhirnya membuat para generas milenial menjadi sosok yang takut dengan komitmen. Mereka tidak percaya bahwa pasangannya dapat menjadi sosok yang setia hingga akhir hayat.
3. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan saat Masa Anak-Anak
Siapa yang menyangka bahwa kebutuhan saat masa anak-anak yang tidak terpenuhi dapat membuat seseorang menjadi takut dengan komitmen.
Ini didasari dengan hakikat orang tua yang memang harus memberikan kasih sayang dalam wujud batin dan materi terhadap anak-anaknya.
Sehingga, jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi ketika masih berada di masa anak-anak, maka tidak heran bahwa rasa takut terhadap komitmen pun akan terbentuk.
Rasa takut terhadap komitmen ini bukan hal yang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Peran dari psikolog atau ahli terapi menjadi sangat penting untuk bisa menghilangkan rasa takut tersebut.
Oleh karena itu, jika kamu memiliki rasa takut terhadap komitmen dan ingin menghilangkannya, hubungi tenaga ahli yang sesuai sehingga kamu bisa berkomitmen dengan orang lain.
Selengkapnya tentang komitmen dan perasaan enggan menikah para generasi milenial.
Baca Juga: Pertanda Harus Putus, Ini 9 Arti Mimpi Menikah Yang Harus Anda Ketahui