Sonora.ID - Komitmen selalu menjadi hal yang ditakuti oleh para generasi milenial saat ini. Tak jarang, ketakutan ini membuat mereka menjadi enggan untuk memiliki hubungan khusus dengan pasangannya dan lebih nyaman melabelkannya dengan hubungan tanpa status (HTS).
Ketakutan dengan komitmen juga membuat para generasi milenial tidak memiliki keinginan untuk menikah di masa sekarang.
Sebagian besar dari mereka berpikir bahwa hidup berdampingan dan berada di bawah atap yang sama dengan seseorang dalam jangka waktu yang panjang merupakan hal yang menakutkan untuk terjadi.
Membangun sebuah hubungan dengan embel-embel komitmen kini sudah tidak membawakan rasa aman dan percaya karena tidak adanya jaminan bahwa di masa depan semua akan baik-baik saja.
Lalu, apa yang menyebabkan para generasi milenial sangat takut terhadap komitmen di zaman yang sudah maju saat ini? Berikut 3 alasan para generasi milenial memiliki rasa takut terhadap komitmen.
1. Perceraian Orang Tua
Para generasi milenial yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya sudah pasti akan memiliki rasa takut akan komitmen.
Melihat kedua orang tua yang seharusnya menjadi sumber utama dalam memberika wujud cinta nyata dalam rumah malah bertengkar dan berpisah membuat para generasi milenial menjadi tidak percaya dengan yang namanya cinta.
Dengan adanya perceraian ini, mindset para generasi milenial menjadi berubah dan mereka akan berpikir bahwa orang tua yang harusnya menjadi bentuk cinta sejati saja tidak dapat bertahan, apalagi ketika mereka memiliki hubungan pasangannya nanti.
Oleh karena itu, perceraian orang tua tanpa sadar akan menimbulkan sebuah trauma pada generasi milenial yang mengalaminya secara langsung dan membentuk pola pikir bahwa komitmen tidak dapat menjamin masa depan yang bahagia.
Baca Juga: Generasi Milenial Tidak Ingin Menikah, Psikolog Ungkap Faktor Utamanya!
2. Trust Issue
Selain dari perceraian orang tua, trust issue juga mengambil peranan yang cukup besar dalam memunculkan rasa takut akan komitmen di kehidupan para generasi milenial.
Tidak jarang, para generasi milenial yang sedang menjalani hubungan mengalami sebuah perselingkuhan di dalamnya. Terlebih, kasus pelakor akhir-akhir ini sedang sering terjadi di kehidupan masyarakat.
Perselingkunhan ini yang pada akhirnya membuat para generas milenial menjadi sosok yang takut dengan komitmen. Mereka tidak percaya bahwa pasangannya dapat menjadi sosok yang setia hingga akhir hayat.
3. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan saat Masa Anak-Anak
Siapa yang menyangka bahwa kebutuhan saat masa anak-anak yang tidak terpenuhi dapat membuat seseorang menjadi takut dengan komitmen.
Ini didasari dengan hakikat orang tua yang memang harus memberikan kasih sayang dalam wujud batin dan materi terhadap anak-anaknya.
Sehingga, jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi ketika masih berada di masa anak-anak, maka tidak heran bahwa rasa takut terhadap komitmen pun akan terbentuk.
Rasa takut terhadap komitmen ini bukan hal yang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Peran dari psikolog atau ahli terapi menjadi sangat penting untuk bisa menghilangkan rasa takut tersebut.
Oleh karena itu, jika kamu memiliki rasa takut terhadap komitmen dan ingin menghilangkannya, hubungi tenaga ahli yang sesuai sehingga kamu bisa berkomitmen dengan orang lain.
Selengkapnya tentang komitmen dan perasaan enggan menikah para generasi milenial.
Baca Juga: Pertanda Harus Putus, Ini 9 Arti Mimpi Menikah Yang Harus Anda Ketahui