Masyarakat perlu diberi pemahaman, bahwa setiap urusan tidak semerta-merta menjadi kewenangan kabupaten, melainkan dari unit-unit lainnya seperti desa, provinsi, bahkan negara.
“Yang penting masyarakat itu ditanggapi. Walaupun tidak bisa diselesaikan hari ini, saat itu juga, yang penting ‘oh ini…’, dijelaskan, “oh ternyata persoalannya ini’. Ketika persoalan jalan rusak, kan tidak semuanya itu beban kabupaten. Ada itu jalan nasional, ada jalan provinsi, ada jalan desa. Ya, yang penting mereka diterangkan,” tutur Arief.
Berkat upaya menggerakkan pejabat dalam memanfaatkan media sosial ini, Arief mengaku merasakan manfaatnya.
“Ya, beban selama ini tertuju ke bupati agak berkurang,” katanya. Ia merasa dapat lebih fokus pada hal-hal strategis yang memang merupakan tanggung jawabnya sebagai bupati.
Cerita ini dikutip dari episode ke-11 podcast BEGINU season dua yang bertajuk Arief Rohman, Jejak Pramoedya dan Diaspora Membangun Blora.
Selengkapnya, Arief Rohman dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho berbicara soal para diaspora Blora yang dipanggil untuk pulang menengok kampung halaman untuk membangun Blora, Pramoedya Ananta Toer, hingga kekayaan kesusasteraan yang berpijak pada Blora.
Dengarkan BEGINU di Spotify dengan mengklik ikon di bawah atau mengunjungi https://bit.ly/beginupodcast.
Penulis: Intania Ayumirza