Untuk itu, hindarilah istilah-istilah rumit atau teknis yang tidak banyak dipahami orang secara umum. Menimbang keragaman latar belakang pendidikan, status sosial, hingga usia calon investor, sebaiknya kamu menggunakan istilah yang pasti dipahami olehnya.
Penjelasan yang berbelit hanya akan membuat presentasimu sulit dipahami sehingga masalah yang hendak diselesaikan oleh bisnismu akan terkesan terlalu kompleks. Bisa jadi, hal tersebut justru mengalihkan perhatian calon investor dari bahasan utama yang kamu sampaikan.
2. Cara memposisikan calon investor
Cara terbaik dalam memosisikan investor saat mempresentasikan bisnis adalah sebagai calon rekan. Perlu diingat bahwa hanya karena investor memberimu pendanaan, bukan berarti posisinya lebih tinggi daripada para pendiri di perusahaanmu.
Hindari pola pikir ‘mengemis’ kepada investor, sebab sejatinya pengusaha dan investor adalah dua pihak yang saling bertukar nilai (value). Posisikanlah ia setara dengan dirimu.
Juvenco menyarankan para pendiri usaha untuk menggunakan seni tarik ulur untuk menarik minat investor. “Jangan pernah raise money when you need it, only raise money when you can raise it,” ucap mantan pendiri perusahaan Bibit ini.
Baca Juga: Ketahui Faktor Penyebab Utama Gagalnya Produk Bisnismu di Pasar