Sonora.ID - Pandemi COVID-19 telah membawa dampak negatif di sektor perekonomian, termasuk perusahaan-perusahaan yang ada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Namun di masa pandemi ini, PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) justru berhasil mencapai kinerja positif di Triwulan III tahun 2021.
Selama 44 tahun berdiri, PKT terus mengalami pertumbuhan ke arah yang positif, dan pada tahun 2021, PKT berhasil bertahan dari dampak pandemi, bahkan di Triwulan III tahun 2021 PKT berhasil mengatasi dampak pandemi, dan berhasil mendapat laba setelah pajak sebesar 4,19 triliun rupiah atau 288% dari RKAP Triwulan III Tahun 2021.
Selain itu kinerja produksi PKT juga telah melampui target, dengan produksinya yang mencapai 5,15 juta ton atau 106% dari RKAP Triwulan III 2021.
“Tahun 2021 kita menunjukkan kita bisa keluar sebagai pemenang, kita sampai kuartal ketiga itu sudah membukukan 4,1 triliun. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah Pupuk Kalimantan Timur,” ujar Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi dalam keterangan pers virtual, Selasa (12/10/2021).
Dengan adanya capaian kinerja positif di Triwulan III tahun 2021, PKT tidak serta merta mengabaikan ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Terlama di Indonesia! Daftar Tunggu Haji di Kalsel Mencapai 36 Tahun
Melalui program non-subsidi, PKT turut ambil bagian dalam mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan para petani. Sehingga para petani dapat memiliki akses ke modal, pasar, dan teknologi.
“Ini ada program yang kita ingin, untuk yang non-subsidi, bagaimana petani yang tidak dapat jatah subsidi. Kita punya program, dan kita itu tujuan utamanya untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui membangun sebuah ekosistem yang komplit,” terang Rahmad, Selasa (12/10/2021).
PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam sepak terjangnya, telah berhasil menempati posisi penting dalam pasar se-Asia Pasifik.
Walaupun secara produksi PKT berada di urutan ke-enam sebagai produsen pupuk dengan jumlah produksi terbanyak di dunia.
Namun kompetitor lainnya memiliki kebijakannya masing-masing, sehingga untuk pasar Asia-Pasifik, PKT menjadi produsen pupuk utama.
“Secara kapasitas kita nomor enam, tetapi kalau dilihat nomor satunya itu Cina, Cina itu fokus pada domestik, dan ekspornya kecil. India meskipun besar itu importir urea, jadi tidak ada ekspor. Nah kalau Middle East itu banyak produknya pergi keluar dari Asia-Pasifik. Jadi kalau berbicara Asia-Pasifik, maka pemain terbesar ekspor pupuk di Asia-Pasifik itu Pupuk Kalimantan Timur,” terang Rahmad, Selasa (12/10/2021).
Sementara itu dalam rangka mengembangkan usahanya, PKT akan memperluas produk-produknya melalui diversifikasi usaha, dengan cara melakukan perluasan pada produk turunan gas non-pupuk, serta produk oleokimia.
“Selain itu, produk oleokimia dan turunannya juga menjadi fokus kajian PKT untuk mendorong pertumbuhan PKT jangka panjang dan mengurangi ketergantungan pada gas,” terang Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta dalam keterangan pers virtual, Selasa (12/10/2021).
Baca Juga: Lanjutan Normalisasi Sungai, Lima Jembatan Jadi Sasaran Awal