Dia menambahkan smart city tanpa penerimaan rakyat hanya sebuah aplikasi pajangan yang memiliki biaya yang mahal.
Smart city Makassar yang digagas Danny juga menempati urutan ke 80 dari 102 kota smart city di dunia. Dan juga salah satu kota yang mewakili Indonesia di tingkat Asean.
Namun, Danny mengingatkan kedepannya Smart city disetiap kota harus lebih disempurnakan kehadirannya.
“Kita tidak boleh lengah gelombang ketiga pandemi ini kita harus lebih hati-hati. Karenanya smart city harus lebih disempurnakan khususnya di Kota Makassar agar kesehatan masyarakat semuanya dapat terpantau lewat satu barcode,” sebutnya.
Danny juga meminta agar inovasi-inovasi dan smart city dibuatkan Undang-Undang agar patent.
“Jadi ketika sudah usefull ke masyarakat pemerintah pusat bisa membuatkan undang-undang agar ketika pemimpin berganti sistem dan inovasinya tetap bisa dinikmati oleh masyarakat,” harapnya.
Selain Danny, turut jadi pembicara yakni Staf Ahli Kemendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Hamdani MM, Msi, Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Wali Kota Jambi, Syarif Fasha.
Baca Juga: Orang Tua Tolak Simulasi PTM, Pemkot Makassar Beri Fasilitasi