Sonora.ID - Dari hasil Litbang Kompas menunjukkan bahwa dengan kondisi finansial tertentu, kalangan milenial akan cenderung mengalami kesulitan dalam membeli rumah, terutamanya di Ibu Kota.
Perlu disadari juga jika rumah-rumah di Jakarta memang terbilang sangat tinggi, bahkan ketika itu di pinggiran kota sekali pun.
Apakah membeli rumah ini masih bisa menjadi impian bagi generasi milenial?
Eko Pratomo selaku Co-Founder Halo FINA dalam siaran Radio Smart FM (13/10/21) mengatakan jika pada dasarnya terdapat dua faktor dalam membeli rumah, yakni membicarakan kemampuan finansial dan harga rumah.
Harga rumah sendiri umumnya ditentukan oleh tipe dan lokasi rumah tersebut.
"Tapi sekarang kan masih ada beberapa model yang bukan landed house, melainkan masih banyak rumah-rumah yang terjangkau di tengah kota, seperti rumah susun, apartemen, dan apartemen pun masih ada beberapa kelas juga," ujar Eko.
Dengan beragamnya alternatif dan pilihan, maka sudah sewajarnya bagi kamu untuk lebih realistis dengan menyesuaikan antara kemampuan finansial dan hal yang ingin kamu capai.
Di satu sisi, memiliki rumah dan menikah merupakan aset yang akan dipakai seumur hidup sehingga perlu diprioritaskan dalam perencanaan keuangan.
Baca Juga: Kurang Tidur Bisa Turunkan Kemampuan Ambil Keputusan? Ini Tips Trainer NLP
Membeli rumah setelah menikah jauh lebih sulit!
Persepsi tersebut kerapkali muncul karena banyak dari kamu yang berpikir jika menikah bukan hanya tentang penyelenggaraan pesta, melainkan juga tentang beban-beban pengeluaran setelahnya.
Menanggapi hal tersebut, Eko melihat kalau masih ada kesempatan bagi kamu yang ingin menikah, terlebih di kondisi pandemi seperti ini.
Dengan adanya pembatasan kerumunan, penyelenggaraan pernikahan juga terkena dampaknya.
Salah satunya adalah mengurangi pengunjung dengan perancangan pesta tidak begitu meriah; berbeda saat pra-pandemi yang menyelenggarakan semuanya dengan sangat meriah.
Dengan mengurangi intensitas pengunjung berikut dengan kegiatannya, maka besar kemungkinan bagi kamu untuk meminimalisir anggaran-anggaran tersebut.
Kamu mungkin bisa menawarkan platform daring bagi keluarga atau kerabat yang ingin menyaksikan pernikahanmu
Pemotongan anggaran tersebut selanjutnya dapat kamu alokasikan ke pembelian rumah.
"Kalau kita mau berpikir, kalau kita mau menyesuaikan kehidupan, saya rasa banyak kok hal-hal yang bisa dihemat berkaitan dengan menikah," ujar Eko.
Baca Juga: Lewati 8 Tahapan Ini untuk Memilih Keputusan Terbaik Menurut Motivator
Pertimbangan bersama pasangan
Co-Founder Halo Fina tersebut sangat menyarankan dan mewajarkan apabila antara kamu dengan pasangan dapat membuka dialog terkait perencanaan jangka panjang pasca pernikahan.
"Masing-masing punya peran tapi jangan disatukan. Jangan punya tabungan atau aset bersama sebelum menikah," saran Eko.
Dengan begitu, alangkah baiknya kamu menikah terlebih dahulu agar komitmen kepemilikan aset bersama pasangan dapat lebih terjamin secara legal.
Financial Expert Halo FINA Mohamad Teguh turut menambahkan, "kadang-kadang (asetnya) atas nama sendiri tapi pakai dana berdua, ini juga merupakan hal yang berbahaya".
Kedua pakar finansial tersebut sama-sama setuju bahwa kepemilikan bersama pra-menikah dikhawatirkan akan menimbulkan konflik jika pada akhirnya, kamu dan pasanganmu memilih untuk membatalkan pernikahan.
Baca Juga: 4 Dasar dalam Pengambilan Keputusan Menurut Motivator Vivid Argarini