Siswa Gunakan Sinyal Malaysia, Demi Mengikuti Pelaksanaan ANBK Nasional

14 Oktober 2021 11:55 WIB
Puluhan siswa SMP Negeri 4 Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terpaksa mengikuti pelaksanaan Asassment Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di Bukit Empaung, Perbatasan Indonesia dengan Negara Malaysia. Demi bisa mengikuti ANBK yang digelar pada 4--5 Oktober 2021 lalu, mereka rela berjalan belasan kilometer, mendaki, dan tidur 2 malam di atas bukit, dengan pondok seadanya, demi memperoleh sinyal internet. Itupun numpang operator milik negara tetangga, Malaysia.
Puluhan siswa SMP Negeri 4 Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terpaksa mengikuti pelaksanaan Asassment Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di Bukit Empaung, Perbatasan Indonesia dengan Negara Malaysia. Demi bisa mengikuti ANBK yang digelar pada 4--5 Oktober 2021 lalu, mereka rela berjalan belasan kilometer, mendaki, dan tidur 2 malam di atas bukit, dengan pondok seadanya, demi memperoleh sinyal internet. Itupun numpang operator milik negara tetangga, Malaysia. ( Tribun Pontianak)

Guru sekaligus proktor, Darceni mengungkapkan, awalnya pihak sekolah sudah mempersiapkan ANBK di sekolah.

Namun jaringan internet tidak memadai, hanya satu bar, bahkan sering mengalami gangguan meski sudah menggunakan wireless router. Hingga pelaksanaan ANBK dipindah ke rumah salah satu orang tua siswa di Kecamatan Menukung.

“Namun karena terkendala banjir, maka guru-guru memutuskan untuk melaksanakan ANBK di bukit atau hutan yang berada di perkampungan tersebut. Ada tiga orang guru dan 13 siswa kelas VIII yang mengikuti ANBK  yang terbagi dalam dua sesi," Ungkapnya belum lama ini.

“Untuk mendapat jaringan yang bagus (4G) di sebuah bukit, pihaknya mendirikan tenda dibantu orang tua siswa dan murid. Untuk mencapai lokasi, guru-guru dan murid-murid harus berjalan kaki 40 menit mendaki bukit untuk melaksanakan ANBK sambil membawa laptop, alas duduk seadanya dan bekal masing-masing," Imbuhnya.

Namun, dalam pelaksanaan, Darceni mengatakan, banyak gangguan yang harus mereka rasakan. Mulai dari sinyal tidak stabil, laptop server lowbatt, harus digigit nyamuk, serangga, menahan lapar dan kehujanan. 

"Bahkan saya harus bawa anak saya yang masih usia 2,6 tahun di hutan karena tidak ada yang jaga di rumah dinas guru, karena saya dan istri sama-sama menjadi proktor dan pengawas," Ujaranya.

Gangguan ANBK, seperti yang digambarkan Darceni, memang sudah terasa sejak gladi resik. Siswa awalnya akan mengikuti ANBK di rumah dinas, namun gagal karena kendala sinyal. Hingga kemudian diputuskan bersama orang tua untuk membangun tenda di hutan agar bisa melaksanakan ANBK.

Baca Juga: Pengukuhan Pengurus PAC Yakorma Se-kota Pontianak

"Proses pelaksanaan ANBK hari pertama gagal total dan sesi pertama baru berhasil selesai hingga pukul 18.30 WIB. Untuk ANBK di hari ke-2, sesi 1 dan sesi 2 berhasil diselesaikan pada pukul 14.00 dalam kondisi hujan lebat," jelasnya.

Siswa dan guru SMPN 07 Menukung, kata Darceni, harus berjalan kaki dan membawa alas duduk seadanya. Meskipun kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan, tapi sekolah akhirnya sukses mengikutinya. Walaupun harus melewati banyak tantangan, tetapi tidak mengurangi semangat dalam belajar dan selalu dilakukan dengan sukacita.

"Nilai perjuangan kami sangat mahal dari apa pun. Dari kisah ini, kami harapkan menjadi motivasi dan inspirasi bagi para guru dan murid-murid yang mempunyai fasilitas dan tempat yang memadai seperti di kota, agar lebih maksimal dan lebih baik," tuturnya.

Darceni juga menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan pejabat pemangku kepentingan agar dalam setiap kebijakan baru harus mempertimbangkan kondisi dan fasilitas sekolah di daerah terpencil.

Pelaksanaannya pun jangan disamaratakan waktu atau harinya karena server maupun jaringan di daerah pedalaman masih jauh dari standar kelayakan.

"Selain itu, kami mohon perhatian untuk membantu fasilitas, dalam hal ini penguat jaringan dan kuota internet," Harapnya. 

Baca Juga: Serbuan Vaksinasi Covid-19 Bersama Yakorma Kota Pontianak

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm