Sonora.ID - Tidak jarang suatu keluarga menjalankan bisnis bersama yang para perintisnya adalah tidak jauh dari saudara kandung sendiri.
Menjalankan bisnis keluarga tentu rentan akan konflik karena tidak dapat dinafikan para anggotanya memiliki kepentingan pribadi yang bertentangan satu sama lain.
Konflik kepentingan ini mungkin lebihs sering terjadi di antara saudara kandung.
Meskipun bersaudara menyandang status sebagai 'anak', perbedaan umur antar saudara tidak jarang menjadi dalih permasalahan.
Lalu bagaimana ketika salah saudara kita telah dipercayakan posisi strategis untuk menjalankan perusahaan keluarga?
Tentunya kamu juga masih memiliki hak untuk memastikan apakah saudaramu menghasilkan progres atau pencapaian lainnya.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Patricia Susanto selaku CEO The Jakarta Consulting Group dalam siaran Radio Smart FM (12/10/21) yang berjudul '3 Tips Komunikasi Antar Keluarga'.
Di samping itu, kamu juga harus memberikan apresiasi apabila pada kenyataannya anggota keluargamu benar-benar menghasilkan prestasi selama menjalankan usahanya.
Baca Juga: Wajib Tahu! 5 Cara Memanfaatkan Peluang Bisnis di Era Digital
Tidak hanya berlaku bagi sesama saudara, ayah bunda selaku orang tua perlu memberikan apresiasi kepada sang anak.
Mental-mental seperti yang terlalu anti terhadap penghargaan anak karena dianggap akan memanjakan anak perlu dihilangkan.
Permasalahan lainnya yang sering ditemukan dalam menjalankan bisnis keluarga ialah ketika sang saudara selalu merasa menang sendiri.
Patricia melihatnya sebagai tabiat umum dari keluarga karena hal ini cenderung didorong oleh 'rasa memiliki'.
"Dalam perusahaan keluarga ini dianggap sebagai hal yang baik karena memiliki sense of ownership," ujarnya.
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita sebagai anggota keluarga lebih fokus dalam mempertimbangkan proses dan dampak yang ditimbulkan kepada bisnis.
Dalam konteks profesional, justru sebagai anggota keluarga harusnya kamu lebih mampu untuk menyarankan segelintir hal atau menegur ketika memang ada hal-hal yang dirasa akan mendestruksi perusahaan.
"Poinnya adalah memberikan advice secara proporsional," kata Patricia.
Namun profesionalisme ini cukup disayangkan apabila keluarga akhirnya terlalu memikirkan perusahaan dibandingkan keharmonisan antar anggotanya.
Profesional ini pada beberapa kesempatan perlu ditegakkan oleh pihak lainnya atau yang bukan berasal dari keluarga sendiri.
Baca Juga: Siap Pitching ke Investor? Pastikan Kamu Menghindari Kesalahan Fatal Ini!