Dubes RI: Penanganan Pemerintah Kamboja Terukur, Sistematis dan Antisipatif

15 Oktober 2021 06:45 WIB
Duta Besar RI untuk Kamboja, Sudirman Haseng
Duta Besar RI untuk Kamboja, Sudirman Haseng ( kompas.com)

 

 
Sonora.ID - Penanganan yang terukur, sistematis dan antisipatif menjadi kunci penangan Covid-19 di Kamboja.
 
Hal inilah yang membuat angka penularan Covid-19 di Kamboja dapat dikendalikan sehingga semakin turun angka penularan dan jumlah warga yang terjangkiti virus ini.
 
Bila sebulan lalu masih ada sekitar 1.200 kasus, maka tiga minggu terakhir ini angka kasus sekitar 200-3—kasus positif.
 
Dalam diskusi melalui zoom yang disiarkan Radio Sonora Jakarta Kamis (14/10/2021), dengan tema Penanganan Covid-19 dan Perlindungan WNI di Kamboja, Duta Besar RI untuk Kamboja, Sudirman Haseng mengatakan,
 
“Sebelum Corona membesar, pemerintah Kamboja sudah berupaya semaksimal mungkin mencari vaksin, melakukan pembatasan-pembatasan dan juga melakukan protokol kesehatan.” 
 
Untuk memaksimalkan apa yang telah mereka lakukan, para pejabat dan Perdana Menteri Kamboja pun memberi contoh bagaimana cara pencegahan dan menghindari tertular Covid-19 dengan mudah.
 
Mereka mencontohkan dalam pola hidup sehari-hari dan menggencarkan sosialisasi melalui media sosial.
 
Perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak juga sangat tinggi. Pemerintah menyediakan obat-obatan yang cukup dan vaksin yang berlimpah.
 
 
Sehingga, menurut Sudirman Haseng, “Masyarakat Kamboja menurut untuk divaksin. Apa yang pemerintah katakana biasanya mereka percaya dan mereka lakukan.”
 
Untuk vaksinasi, Kamboja adalah negara tertinggi kedua setelah Singapura yang penduduknya telah divaksin.
 
Sebanyak 85% dari 16,5 juta warga negara Kamboja termasuk yang berusia 6 tahun keatas sudah divaksin. Hal ini juga tak terlepas dari kesadaran masyarakat yang tinggi agar tak tertular virus corona. 
 
Untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Kamboja dan sempat positif Covid-19 hanya 10% dari total WNI disana atau sekitar 530 orang.
 
KBRI bersama pemerintah Kamboja dan perusahaan mereka bekerja pun bekerjasama dalam pemulihan WNI yang positif Covid-19.
 
Sebab, pemerintah tak membedakan dalam penanganan pasien Covid-19, baik itu warga negara Kamboja maupun warga negara asing yang berada di Kamboja.
 
Hingga saat ini, menurut Sudirman Haseng, pemerintah Kamboja belum membuka pintu masuk bagi warga negara lain yang akan masuk ke Kamboja.
 
Namun demikian, beberapa sektor kemungkinan besar sudah akan mulai dibuka mulai November, seperti perkantoran, pusat perbelanjaan dan sekolah. Tentu pengawasan terhadap protokol kesehatan tetap diperhatikan.
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm