5 Film Indonesia yang Kontroversial Sehingga Dilarang Tayang!

15 Oktober 2021 15:05 WIB
Film 'Prison and Paradise'
Film 'Prison and Paradise' ( )

Sonora.ID – Sebagian para pecinta film mungkin tidak asing dengan beberapa judul film Indonesia yang kontroversial di bawah ini.

Meski sebagian film kontroversial ini dilarang untuk tayang di layar lebar, namun film-film ini nyatanya malah diapresiasi dan sukses mendunia, lho.

Mengapa film-film itu dianggap kontroversial?

Ya, tentu saja ada beragam alasan di baliknya, misalnya seperti mengandung unsur SARA, menyinggung suatu kelompok, lembaga, atau ada adegan pelecehan seksual, dan hal sensitif lainnya.

Baca Juga: Jadwal Film Indonesia yang Tayang di Busan International Film Festival

Berikut ini adalah beberapa film kontroversial Indonesia yang dilarang tayang di layar lebar seperti yang dilansir dari berbagai sumber:

1. Pocong (2006)

Film 'Pocong'

Film 'Pocong' dirilis pada tahun 2006, film horor ini dilarang tayang karena alasan adanya unsur sensitif di dalamnya yakni kerusuhan Mei tahun 1998.

Selain itu, LSF juga menemukan adanya unsur SARA, hingga adegan pelecehan seksual yang brutal.

LSF mengimbau agar film Indonesia bersih dari adegan-adegan yang bisa memicu penonton, untuk melakukan hal negatif yang sama.

Sehingga film Pocong, tidak mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor dari LSF.

2. Jagal (2012)

Film 'Jagal'

Dirilis pada tahun 2012, film ini dilarang tayang di bioskop Tanah Air, karena mengangkat tema pembantaian massal pada tahun 1965.

Film karya Joshua Oppenheimer, yang merupakan pria berkebangsaan Amerika Serikat ini menceritakan tentang eksekusi massal yang keji dan brutal. Dimana eksekusi massal tersebut dilakukan oleh sejumlah algojo sekitar pada tahun 1965 sampai 1966.

Meski dilarang tampil di bioskop Tanah Air, film Jagal atau The Act Of Killing, yang sangat anti-PKI ini, ternyata berhasil meraih banyak penghargaan.

Mulai dari penghargaan Film Dokumenter Terbaik di British Academy Film and Television Arts Awards 2013, hingga masuk nominasi Film Dokumenter Terbaik pada Academy Awards ke-86.

Baca Juga: 8 Fakta Menarik di Balik Film 'Lolita' (1997) Kisah Profesor yang Jatuh Cinta dengan Anak Tirinya

3. Something in the way (2013)

Film 'Something in the way'

Diperankan oleh Reza Rahadian dan Ratu Felisha, film ini dilarang tayang karena mengandung unsur seksualitas dan konflik iman seseorang.

Namun, meski tidak boleh tayang di bioskop lokal, film ini ternyata berhasil tayang di Berlin, Jerman. Disutradarai oleh Teddy Soeraatmadja, film ini menceritakan tentang seorang pria yang bekerja sebagai sopir taksi, bernama Ahmad.

Ahmad merupakan seorang pria yang pekerja keras dan supel. Namun, suatu saat ia dihadapkan dengan intrik kehidupan, dimana sangat menguji iman dan kebutuhan biologis.

4. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

Mungkin Kucumbu Tubuh Indahku merupakan salah satu film yang menuai kontroversi paling besar, yakni dengan munculnya petisi yang mengajak netizen untuk memboikot film garapan Garin Nugroho tersebut.

Film ini dipandang menyoroti dan mempromosikan LGBT serta menampilkan adegan homoseksual secara terang-terangan.

Petisi yang ditandatangani lebih dari 53 ribu orang tersebut nyatanya tak mampu membendung prestasi film ini, terbukti dengan 8 Piala Citra yang berhasil disabetnya.

Di ajang internasional sendiri, Kucumbu Tubuh Indahku menerima berbagai penghargaan internasional dari Asia Pacific Screen Awards 2018, Festival Des Continents 2018, serta Bisato D Oro Award Venice Independent Awards.

Baca Juga: Berikut Daftar Lengkap Nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2021

5. Prison and Paradise (2010)

Film 'Prison and Paradise'

Film dokumenter garapan Daniel Rudi Haryanto ini ditakutkan memberi pengaruh negatif terhadap generasi muda karena banyaknya dialog berbau propaganda yang menyesatkan di dalamnya.

Hal ini pun sebenarnya enggak terlalu mengherankan. Soalnya, Prison and Paradise adalah dokumenter tentang tragedi Bom Bali yang lebih berfokus pada sisi kelompok teroris yang terlibat pada insiden tersebut. Akibatnya, pihak LSF pun akhirnya memberikan surat tidak lolos sensor terhadap film tersebut sehingga dilarang beredar di sejumlah bioskop Indonesia.

Menariknya, Prison and Paradise sempat meraih nominasi sebagai “Film Dokumenter Panjang Terbaik” di Piala Citra 2011. Hal ini karena tim produksi film tersebut telah lebih dahulu mengajukan filmnya untuk berkompetisi di Piala Citra sebelum adanya surat lolos sensor oleh LSF. Namun, setelah dinyatakan tak lolos sensor oleh LSF, film tersebut pun akhirnya ditarik dari ajang Piala Citra.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm