Kala itu Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengawali acara melukis bersama dengan menggoreskan cat ke semua kanvas yang kemudian dilanjutkan para perupa. Sebagian karya tetap mempertahankan sapuan kuas anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia DPD RI tersebut.
Para perupa yang terlibat adalah Astuti Kusumo, Bayu Wardhana, Bambang Herras, Budi Ubrux Haryono, Dewa Mustika, Hari Budiono, Made Toris Mahendra, Nasirun, Putu Sutawijaya dan Sidik Martowidjojo.
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengucapkan terimakasih atas partisipasi kalangan perupa turut mendukung kegiatan vaksinasi sekaligus berbagi kepedulian terhadap masyarat melalui lelang amal. Keterlibatan seniman dalam momentum ini kiranya menandaskan masyarakat Yogyakarta yang dinamis dan responsif terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya.
Sultan menyatakan bersedia membantu memfasilitasi upaya menghadirkan bursa seni berkala yang menghimpun semua generasi.
Perupa Astuti Kusumo merasa senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan melukis dan pameran bersama serta berkesempatan ikut dalam ramah tamah ini.
Menurutnya kepedulian dan dukungan Kasultanan Yogyakarta terhadap seniman khususnya kalangan perupa sangat menunjang atmosfir berkesenian. Astuti Kusumo mendonasikan 100% hasil penjualan karyanya untuk kegiatan amal.
Koordinator perupa Kuss Indarto mengatakan ada tiga hal esensial yang muncul dari peristiwa budaya yang diawali di Sasono Hinggil. Pertama karya dibuat bersamaan dengan pelaksanaan vaksinasi.
Hal ini memberikan pesan bahwa kalangan seniman turut terpanggil dan peduli mendukung program percepatan vaksinasi. Sekaligus menjadi karya penanda zaman yang dibuat di masa dunia tengah berjuang melawan pandemi.
Baca Juga: Fantastis! Penjualan Avanza Naik 1270%, Astra Siap-Siap Panen Cuan