Kepala Dusun Jatituhu, Nyoman Semera, mengaku, gempa yang berpusat di Karangasem, Bali, terjadi saat masih cuacanya masih gelap. Kemungkinan masyarakat panik, dan korban terjebak di dalam rumah. Sehingga Gempa berdurasi 5 detik merobohkan bangunan rumah warga dan menimpa bocah.
"Bocah yang meninggal tinggal bersama orangtua dan saudara di dalam rumahnya. Saat itu warga panik dan berhamburan keluar. Kemungkinan anak tersesat di dalam, sehingga kena reruntuhan bangunan," ungkap I Nyoman Semera.
Setelah gempa berakhir, warga menemukan bocah ditemukan tersebut dalam kondisi tidak bernyawa di dalam rumah. Selain merenggut nyawa, gempa menimpa tujuh warga di Jatituhu hingga alami luka berat.
Ada warga kakinya patah, tangannya patah, dan mengalami luka dalam lantaran dada kena reruntuhan bangunan. Untungnya ke tujuh orang ini seelamat dan masih dirawat di Puskesmas dan RS Karangasem.
"Warga yang mengalami luka berat sudah dirujuk ke RS Karangasem. Untuk yang lain masih mendapatkan perawatan di Puskesmas. Semoga korban gempa segera disembuhkan dan dapat bantuan," harapnya.
Tim gabungaan bersama masyarakat melakukan evakuasi korban. Gempa bumi juga mengakibatkan sekitar 95 unit rumah warga di Jatituhu mengalami rusak. Ratusaan rumah tidak bisa ditempati.
Kerusakannya bervariasi. Ada yang temboknya retak, atap dan plafon ambruk, serta ada bangunan yang sudah rata. Beberapa tempat ibadah (pura) milik wrga ambruk. Rata-rata rumah di Jatituhu rusak parah dan tak bisa ditempati. Pihaknya berharap BPBD Kabupaten Karangasem bisa membangun beberapa tenda untuk warga yang tempat tinggalnya rusak.
Tujuannya, supaya warga miliki tempat istirahat sementara sampai kondisi membaik serta normal.
Baca Juga: Kunjungan Kerja di Bali, Wali Kota Makassar Diskusi Soal Pemulihan Ekonomi