Makassar, Sonora.ID - Memulai usaha dari nol butuh keberanian besar. Setidaknya itulah yang dilakukan oleh Iras, atau akrab disapai Indo, saat merintis bisnis kue tradisionalnya, Madalle' Rumah Kue dan Roti di Makassar. Pengalamannya itupun ia bagikan dalam program Senin Inspirasi yang disiarkan langsung Smartfm Makassar, belum lama ini.
Indo bercerita, usahanya ia rintis sejak 11 tahun silam. Atau tepatnya pada 2010. Kala itu, tantangan terberatnya dalam membuka bisnis kue adalah restu sang suami. Sehingga ia terpaksa menjalankan bisnisnya itu secara sembunyi-sembunyi.
"Awalnya 2010. Dulu saya masih membatasi produksi. masih jalan sembunyi-sembunyi. Nanti 7 tahun belakangan baru benar-benar fokus," ujar Indo.
Indo mengaku, keahlian membuat kue didapatnya dari belajar secara mandiri. Bermodalkan buku resep, ia pun belajar secara otodidak. Beruntung, hasil kuenya tak mengecewakan. Ia juga memilih berhenti bekerja demi mewujudkan impiannya punya toko kue sendiri.
Baca Juga: Biar Banjir Orderan, Ini 5 Tahapan Menjalankan Bisnis Kue Kering di Bulan Ramadhan
"Orderan pertama dari teman. Satu bolu gulung. Akhirnya berkembang dari mulut ke mulut," jelasnya.
Awalnya, kata Indo, sebelum beralih memasarkan kue tradisional Bugis - Makassar, Indo hanya menjual risoles, keripik pisang, dan lumpia.
Perlahan, ia mulai berani membuat bolu cukke, kue bolu khas Bugis pada medio 2006 - 2007. Kemudian, baru pada 2017, Indo akhirnya secara resmi menjual kue tradisional Bugis yakni Bolu Cukke.
Selanjutnya, setelah pamornya cukup dikenal, Indo lantas memasarkan lagi jenis kue tradisional bugis lainnya seperti bolu gulung nenas, roko-roko cangkuning, barongko, onde-onde atau umba umba. Menurut Indo, kue tradisional tidak lekang waktu.
Baca Juga: 5 Peluang Bisnis yang Menguntungkan Saat Natal dan Tahun Baru, Yuk Coba!
"Orderan sampai bisa ribuan. Bolu rampah saya bikin 250 biji, dalam sehari. Kue tradisional yang kecil-kecil itu bisa saya buat lebih seribuan," ucapnya.
Kendati demikian, Indo mengakui, bisnisnya pernah berada dalam kondisi terpuruk. Bahkan, ia berpikir akan menyerah. Salah satunya yakni saat dirinya harus ditinggalkan oleh karyawan di saat permintaan kue membludak.
"Pernah dalam kondisi terpuruk. Ditinggalkan karyawan karena masuk lebaran dan pandemi," kenang Indo.
Meskipun sebelumnya sempat menentang, namun Indo mengatakan, justru suaminya yang terus menguatkannya untuk tetap bertahan.
Baca Juga: Gethuk Runting Jajanan Pasar Khas Pati yang Legit
Alhasil, Indo berhasil membesarkan usahanya hingga sekarang. Bahkan ia telah memiliki ruko sendiri untuk memproduksi kue-kuenya. Ia juga telah mempekerjakan 12 orang karyawan.
"Dulu masih home industri, tapi sekarang sudah punya ruko sendiri. Pindah tempat yang lebih luas karena peralatan produksi semakin banyak. Saya tidak pernah merasa capek karena saya cinta pekerjaan saya," ucap Indo.
Kini selain kue tradisional, Indo juga mulai memproduksi aneka roti untuk memenuhi permintaan pelanggan setianya.
Ia pun bersyukur, pandemi Covid-19 tidak terlalu mempengaruhi omzetnya. Malah, permintaan kuenya semakin banyak. Baginya, bekerja ikhlas adalah kunci kesuksesannya selama ini.
"Kalau saya intinya bekerja dengan ikhlas. berbagi kebaikan. Karena doa karyawan menjadi rezeki," pungkas Indo.
Baca Juga: Unik, Kepolisian Makassar Sosialisasikan PSBB dengan Kenakan Baju Adat Bugis