Kepala DPMPTSP Jabar Noneng Komara (kiri) dan Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar Bambang Pramono (kanan) di konferensi pers Road To WJIS 2021, Bandung, Senin (18/10/2021 (
Sonora/Indra Gunawan)
Bandung, Sonora.ID - Banyak prospek investasi di Jawa Barat (Jabar) yang dapat ditawarkan kepada luar negeri atau dalam negeri, seperti pada kawasan industri, jalan tol, jalur kereta api, bandara, pelabuhan yang terus dikembangkan, dan sektor lainnya dengan dukungan kebijakan dan berbagai insentif yang memberikan kemudahan bagi investor.
Kolaborasi Pemprov Jabar, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jabar dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar kembali menghadirkan West Java Investment Summit (WJIS) 2021 dengan tema “Navigating Post Covid World: Investment Growth for Resilient West Java”.
Agenda tahun ke tiga dari penyelenggaraan event ini rencananya akan berlangsung pada 21-22 Oktober 2021 mendatang secara hybrid.
"Kita berharap investasi ini dapat menjadi salah satu jalan keluar sekaligus menyongsong kondisi ekonomi pasca pandemi. Kita tunjukkan bahwa Jabar memiliki ketangguhan bagi mereka yang akan berinvestasi," ucap Kepala DPMPTSP Jabar Noneng Komara, dalam jumpa pers Road To WJIS 2021 secara virtual, Senin (18/10/2021).
Menurutnya, event tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, pada perhelatan promosi investasi tahun ini akan diangkat sejumlah proyek investasi yang ready to offer, termasuk proyek investasi di Jawa Barat bagian selatan sebagai destinasi baru investasi.
Noneng menambahkan, bahwa pada WJIS kali ini ditargetkan 1.500 investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk bisa ikut andil.
"Kami menargetkan 1.500-an investor dari manapun ya, semoga mereka bisa ikut dan mau berinvestasi," tambah Noneng.
Lebih lanjut Noneng mangatakan, dari Januari hingga Juni 2021, investor yang merealisasikan penanaman modalnya ke Jabar sudah mencapai Rp72,46 triliun. Dengan raihan ini maka Jabar telah merealisasikan 56,90 persen dari target Rp127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM RI.
Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, pihaknya berhasil merealisasikan 71,06 persen dari total target Rp101,97 triliun.
"Jabar itu masih primadona bagi berbagai pihak dalam dan luar negeri untuk mereka berinvestasi. Makanya mereka ingin tahu apa yang kita tawarkan kali ini di WJIS 2021," katanya.
Diketahui sebelumnya DPMPSTP Jabar berkolaborasi dengan BI Jabar telah meluncurkan program Ekosistem Investasi.
Peluncurannya saat itu dipimpin Gubernur Ridwan Kamil dan digelar di Bandung secara hybrid pada Kamis (19/8/2021) tersebut berisi empat agenda utama yang bisa mendorong Jabar menjadi destinasi utama investasi, yaitu peluncuran West Java Invesment Hub (WJIH), Kampanye Nomor Induk Berusaha (NIB) lalu Peluncuran Cinematography of Investment Festival (Cifest) dan Sosialisasi dan Regulasi Kemudahan Berusaha.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar Bambang Pramono mengatakan, dukungan kebijakan ekonomi nasional yang akomodatif, menjadikan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2021 juga diperkirakan tumbuh positif.
"Perekonomian Jabar 2021 juga menunjukkan perbaikan dibandingkan 2020. Optimisme ini disokong oleh perbaikan kinerja sektor industri pengolahan yang ditopang oleh peningkatan permintaan ekspor dan domestik, tercermin dari kapasitas utilisasi industri saat ini yang telah mencapai 79 persen, jauh lebih baik dibandingkan tahun 2020," ucap Bambang.
Berdasarkan data PDRB, kata Bambang, investasi memberikan sumbangan pada perekonomian Jabar sebesar 24,88 persen atau komponen kedua yang memberikan sumbangan terbesar setelah konsumsi. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan investasi memberi daya dorong yang kuat bagi akselerasi pemulihan ekonomi Jabar.
Pada tahun 2020, tambah Bambang, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jabar tercatat pada kisaran 4 persen, jauh lebih baik dibandingkan dengan nasional yang sebesar 6,8%. Hal ini didukung oleh ketersediaan dan kualitas infrastruktur di Jabar yang relatif lebih baik dibandingkan berbagai provinsi lain di Indonesia.