Maka dari itu, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu, perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.
Makna Maulid Nabi, berdasarkan buku '37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah' karya H Abdul Bomad, yang bisa dipetik dalam perayaan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Rasulullah SAW.
Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu satunya tauladan adalah Rasulullah SAW. Dalil Maulid Nabi.
Berdasarkan Quran surat Al A'raf ayat 157, Allah SWT berfirman mengenai keutamaan memuliakan dan mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai berikut
Baca Juga: Libur Maulid Digeser, Pemkot Makassar Siapkan Sanksi Bagi ASN
Arab:
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ
Latin:
allażīna yattabi'ụnar-rasụlan-nabiyyal-ummiyyallażī yajidụnahụ maktụban 'indahum fit-taurāti wal-injīli ya`muruhum bil-ma'rụfi wa yan-hāhum 'anil-mungkari wa yuḥillu lahumuṭ-ṭayyibāti wa yuḥarrimu 'alaihimul-khabā`iṡa wa yaḍa'u 'an-hum iṣrahum wal-aglālallatī kānat 'alaihim, fallażīna āmanụ bihī wa 'azzarụhu wa naṣarụhu wattaba'un-nụrallażī unzila ma'ahū ulā`ika humul-mufliḥụn
157.
Artinya:
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.
Selain itu, dikutip dari buku 'Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi' karya Syekh Muhammad Hisyam Kabbani berdasarkan hadist riwayat Muslim, dari Abu Qatadah ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah ditanya mengenai puasa di hari Senin.
Lalu, beliau bersabda, "itu adalah hari di mana aku dilahirkan." Dalil tersebut menjadi salah satu acuan bahwa pentingnya memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan bentuk peribadatan.
Baca Juga: Libur Maulid Nabi Muhammad SAW Diundur, Ini Alasan dan Pedomannya