Sonora.ID - Bank Indonesia merevisi angka pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 dari yang sebelumnya diperkirakan dapat tumbuh 5,8 persen menjadi 5,7 persen.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa revisi ini dilakukan setelah melihat perkembangan ekonomi global yang terjadi saat ini, yang tidak terlepas dari perkembangan pandemi covid19.
“Pemulihan ekonomi global terus berlanjut namun lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang lebih rendah dari prakiraan sejalan dampak kenaikan kasus varian delta Covid19, serta gangguan rantai pasokan dan energi global,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/10/2021).
Baca Juga: BI: Deflasi di Sulsel Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan
Perlambatan juga terlihat dari sejumlah indikator dini seperti Purchasing Managers’ Index (PMI), penjualan eceran dan keyakinan konsumen yang secara umum melambat pada September 2021.
Namun disisi lain, Bank Indonesia melihat, pemulihan ekonomi Eropa bergerak lebih tinggi sehingga dapat menahan perlambatan ekonomi global.
Selain itu, kenaikan volume perdagangan dunia dan harga komoditas terus berlanjut, sehingga dapat menopang prospek ekspor negara berkembang.
Secara keseluruhan, pemulihan ekonomi global masih akan tetap berlanjut pada tahun 2022, meskipun Perry menilai bahwa dampak dari gangguan rantai pasokan dan keterbatasan energi perlu tetap diwaspadai.
Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Mampu Menahan Laju Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2020
“Ketidakpastian pasar keuangan global sedikit menurun di tengah kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat sejalan kenaikan inflasi yang terus berlanjut,” lanjutnya.
Sementara itu, kondisi dalam negeri, Perry mengatakan bahwa perbaikan ekonomi domestik tetap berlanjut.
Pada triwulan 3 tahun 2021 ini, kinerja perekonomian domestik diperkirakan terus mengalami perbaikan.
Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Mampu Menahan Laju Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2020
Hal ini didukung dengan kinerja ekspor yang tetap tinggi, serta aktivitas konsumsi dan investasi yang kembali meningkat sejalan pelonggaran pembatasan mobilitas.
“Dari sisi Lapangan Usaha (LU), kinerja LU Industri pengolahan, pertambangan, perdagangan serta informasi dan komunikasi tumbuh tinggi.
Keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik juga terlihat dari perkembangan indikator dini ekonomi hingga oktober 2021, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor.
Bank Indonesia memperkirakan, perbaikan ini akan terus berlanjut hingga triwulan ke 4, sehingga keseluruhan tahun 2021, ekonomi Indonesia tahun 2021 dapat tumbuh di kisaran 3,5 hingga 4,3 persen.
Baca Juga: BI Sulsel Buka Kembali Layanan Uang Rupiah Mulai 11 Oktober 2021