Bandung, Sonora.ID - Meski masih dalam suasana pandemi, Jawa Barat (Jabar) tetap menjadi provinsi dengan destinasi investasi terbaik di Indonesia. Pada semester I 2021, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total Rp 72,46 triliun.
Selain itu, Jabar adalah provinsi kontributor terbesar ketiga bagi perekonomian Indonesia. Salah satu elemen penting dalam mendorong perbaikan ekonomi dan mendukung pencapaian resiliensi ekonomi Jabar adalah investasi.
Sumbangan investasi terhadap perekonomian Jabar mencapai 24,88% dari PDRB atau komponen kedua terbesar setelah konsumsi.
Tercatat pada tahun 2020, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jabar tercatat pada kisaran 4% artinya 1 persen pertumbuhan ekonomi Jabar membutuhkan rasio investasi/produk domestik regional bruto (PDRB) sekitar 4 persen.
Baca Juga: Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50 Persen
ICOR Jabar jauh lebih baik dibandingkan dengan nasional yang sebesar 6,8% dan mampu bersaing dengan Thailand (4,4%), Malaysia (4,5%), ataupun Vietnam (4,6%).
Terkait hal ini, Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jabar bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar secara konsisten dan intens mempromosikan potensi dan peluang investasi melalui The 3rd West Java Investment Summit (WJIS) 2021 pada 21-22 Oktober 2021 di Savoy Homann, Kota Bandung.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara mengatakan, The 3rd WJIS 2021 adalah rangkuman dari seluruh event promosi yang sudah dilakukan sepanjang 2021.
Ada 17 business meeting dengan investor dari 15 negara yang telah terselenggara pada 2021.
Baca Juga: Road to 3rd West Java Investment Summit 2021 Bi: Investasi Dorong Pemulihan Ekonomi Jabar
"The 3rd WJIS 2021 ini dapat menjadi sarana komunikasi yang baik bagi para investor yang hendak menanamkan modalnya ke Jabar. Selain itu ada 1.500 investor yang hadir secara daring menyimak 30 proyek investasi yang ditawarkan," ucap Noneng dalam sambutan pembukaan The 3rd WJIS 2021 di Savoy Homann Hotel, Kamis (21/10/2021).
Sedangkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam sambutannya saat membuka The 3rd WJIS 2021 menyebutkan, bahwa salah satu yang ditawarkan ke investor dari Jabar adalah Segitiga Rebana.
Rebana Metropolitan ini merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.
"Akan ada 30 kota baru, dan akan created 5 juta lapangan pekerjaan di proyek Rebana," ucapnya.
Baca Juga: BI Sulsel Buka Kembali Layanan Uang Rupiah Mulai 11 Oktober 2021
"Total investasi yang kita tawarkan Rp 717 triliun tapi yang ditandatangani yang sudah kongkret itu Rp 41 triliun. Sisanya akan dinegosiasikan dalam dua hari ini," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BI Jabar Herawanto, dalam sambutannya mengatakan, realisasi investasi di Jabar didukung oleh tiga hal, yaitu infrastruktur pendukung yang memadai, sumber daya manusia yang lebih berkualitas, dan dukungan pemerintah daerah terhadap kemudahan berinvestasi seperti proses perizinan yang mudah dan promosi investasi yang berkelanjutan, serta dukungan pemerintah pusat seperti melalui berbagai proyek infrastruktur nasional di Jabar.
Selain itu, Herawanto juga menekankan akan pentingnya pemerataan investasi antara Jabar bagian utara dan selatan dalam rangka mendorong resiliensi dan inklusivitas pertumbuhan ekonomi Jabar.
"Di kawasan utara, potensi investasi Jabar ada proyek Segitiga REBANA yang kompleks dan canggih yang dirancang untuk menjadi kawasan dengan beberapa smart city metropolitan dan kawasan industri yang dikelilingi oleh infrastruktur penting pendukung seperti Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan jalan tol," ucap Herawanto.
"Di kawasan selatan, investasi diarahkan pada berbagai proyek ekonomi hijau (green economy) yang terdiri dari proyek sektor pariwisata serta proyek sektor pertanian. Secara khusus, proyek-proyek tersebut diharapkan akan menjawab keprihatinan penting investor global tentang masalah ekonomi hijau (green economy) akibat perubahan iklim yang dialami secara global," pungkas Herawanto.
Baca Juga: Road to 3rd West Java Investment Summit 2021 Bi: Investasi Dorong Pemulihan Ekonomi Jabar