Sinergi Dorong Potensi Industri Digital Kreatif Daerah Istimewa Yogyakarta

22 Oktober 2021 10:00 WIB
Bank Indonesia DIY mendiseminasikan hasil kajian dengan mengundang pemerintah daerah, kalangan akademisi, dan asosiasi untuk membangun sinergi dalam mendorong pengembangan industri digital kreatif.
Bank Indonesia DIY mendiseminasikan hasil kajian dengan mengundang pemerintah daerah, kalangan akademisi, dan asosiasi untuk membangun sinergi dalam mendorong pengembangan industri digital kreatif. ( )

Yogyakarta, Sonora.ID - Pandemi Covid-19 menjadi sebuah disrupsi dan ancaman bagi berbagai macam sektor kehidupan. Selain sektor kesehatan, sektor ekonomi dan industri pendukungnya juga terancam oleh pandemi.

Dengan demikian seolah terdapat trade-off antara upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dengan upaya mitigasi risiko kesehatan akibat Covid-19. Untuk itu diperlukan keseimbangan dan strategi dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan mitigasi risiko penyebaran Covid-19.

Salah satu strategi tersebut adalah dengan mendorong berkembangnya industri digital kreatif. Industri ini sangat relevan di tengah tuntutan “kenormalan baru” akibat pandemi dan masifnya perkembangan digitalisasi pada hampir semua aspek kehidupan manusia.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi sentra industri kreatif di Indonesia.

Baca Juga: Siap Menjalani Weekdays! Hanya 5 Zodiak Ini yang Cerdas Luluhkan Bos

DIY memiliki ekosistem yang sangat mendukung untuk mengarah menjadi sentra industri kreatif di antaranya dengan keberadaan institusi pendidikan yang cukup besar, tumbuhnya perusahaan-perusahaan start-up, keterikatan dengan industri berskala besar, serta dukungan infrastruktur lainnya.

Potensi tersebut terkonfirmasi dari hasil riset Bank Indonesia yang menyatakan bahwa, alasan utama perusahaan digital kreatif tumbuh di DIY adalah infrastruktur dan kondisi kota yang baik, biaya operasional yang efisien, serta tersedianya SDM yang cukup besar baik secara kuantitas maupun kualitas.

Sebagai ilustrasi, hingga saat ini, perusahaan-perusahaan start-up di Yogyakarta tengah berada pada fase ekspansi dengan nilai omset yang semakin besar dan sebagian di antaranya beromset di atas Rp 5miliar per tahun.

Meskipun demikian, keberadaan industri digital kreatif di DI Yogyakarta masih belum lepas dari tantangan. Tantangan-tantangan tersebut diantaranya adalah upaya link and match antara sistem pendidikan dengan kebutuhan industri digital, kesenjangan literasi digital masyarakat, kesenjangan akses terhadap teknologi, dan terbatasnya jejaring kolaboratif antara para pihak yang terlibat.

Baca Juga: Industri Voice Over Makin Digemari, Indonesian Voice Talent Gelar Short Course di Bandung

Berkaca pada besarnya potensi industri digital kreatif DI Yogyakarta serta beberapa tantangan yang muncul, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta berkolaborasi dengan ADITIF menyelenggarakan penelitian berjudul ‘Kajian Lanskap Industri Digital Kreatif D.I Yogyakarta Tahun 2021’.

Diharapkan melalui kajian ini, diperoleh beberapa strategi yang dapat diupayakan untuk mengakselerasi pertumbuhan industri digital sebagai new source of growth ke depan.

Selanjutnya, Bank Indonesia mendiseminasikan hasil kajian tersebut pada 21 Oktober 2021. Diseminasi kajian diselenggarakan secara hybrid dengan mengundang pemerintah daerah, kalangan akademisi, dan asosiasi untuk membangun sinergi dalam mendorong pengembangan industri digital kreatif sekaligus memperoleh insight baru dari berbagai pihak untuk menyempurnakan strategi ke depan.

Dari sisi pengembangan sumber daya manusia, APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) DIY yang diwakili oleh Drs. J. Eka Priyatma menyampaikan rencana pengembangan SDM pendukung industri kreatif DIY melalui pendidikan dan pelatihan.

Baca Juga: Wajib Tahu! 5 Cara Memanfaatkan Peluang Bisnis di Era Digital

Selain itu, diseminasi juga turut mengundang Prof. Suyanto selaku Rektor AMIKOM yang menekankan bahwa selain industri digital kreatif, terdapat juga potensi industri games and animation DIY untuk merebut pangsa pasar global.

Melalui diseminasi ini juga diperoleh masukan terkait kemungkinan pengembangan dan penajaman kajian selanjutnya untuk mendorong pengembangan industri games and animation di DI Yogyakarta.

Berdasarkan hasil kajian ini, Bank Indonesia DIY dan ADITIF merekomendasikan 2 (dua) poin utama terkait pengembangan industri digital kreatif DIY.

Pertama, pentingnya membentuk tim gabungan antar pemangku kepentingan guna merencanakan dan mengawal implementasi rencana strategis industri digital kreatif di DIY. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesamaan perspektif antar-OPD (Organisasi Perangkat Daerah), antar perusahaan industri, dan antara kedua entitas tersebut. Tim gabungan tersebut juga mewadahi komunikasi antar pemangku kepentingan dan advokasi kebijakan guna mendukung pengembangan industri.

Kedua, perlunya menyusun recana strategis industri digital kreatif di DIY. Penyusunan rencana strategis dimaksudkan untuk menentukan arah pengembangan industri.

Termasuk dalam rencana ini adalah mendorong link and match perusahaan digital kreatif dengan investor potensial dan jejaring strategis; mendukung pengembangan SDM industri digital kreatif di DIY; dan membentuk ekosistem industri digital kreatif di DIY.

Baca Juga: Bupati Kubu Raya Hadiri Launching ASAP Digital Nasional di Daops Manggala Agni

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm