Sonora.ID - Bank Indonesia akan segera meluncurkan BI-FAST pada minggu kedua bulan Desember 2021.
Sebagai informasi, BI FAST merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional, yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat atau 24 jam.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bahwa pada tahap pertama, penerapan BI-FAST akan difokuskan untuk layanan transfer kredit individual.
Baca Juga: Bank Indonesia Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global 2021 Jadi 5,7 Persen
Namun, Selanjutnya secara bertahap penerapannya akan diperluas ke layanan bulk credit, direct debit dan request for payment.
“Bank Indonesia akan meluncurkan BI-FAST pada Desember 2021. Rencananya adalah minggu kedua Desember 2021. Yang tentu saja pada tahap pertama difokuskan pada layanan kredit secara individual,” kata Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/10/2021).
Di tahap awal ini Bank Indonesia telah menetapkan 22 calon peserta batch pertama yang akan mengimplementasikan BI-FAST.
Diantaranya antaranya adalah Bank Tabungan Negara (BTN), Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank HSBC Indonesia, Bank Mega, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Syariah Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Central Asia (BCA), Bank OCBC NISP, Bank Tabungan Negara UUS, Bank Permata UUS, Bank CIMB Niaga UUS, Bank Danamon Indonesia UUS, Bank BCA Syariah, Bank Sinarmas, Bank UOB Indonesia, Bank Citibank NA, dan Bank Woori Saudara Indonesia.
Adapun kepesertaan BI-FAST ini terbuka bagi industri sistem pembayaran seperti bank, lembaga selain bank (LSB) dan pihak lainnya, sepanjang memenuhi kriteria umum dan khusus yang telah ditetapkan.
Kriteria umum kepesertaan mencakup pemenuhan aspek kelembagaan, aspek kinerja keuangan, dan aspek kapabilitas sistem informasi.
Terdapat pula kriteria khusus 3C, yaitu Contribution, dalam hal ini kontribusi terhadap Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD), Capability atau kemampuan permodalan dan likuiditas dan Collaboration atau dukungan terhadap kebijakan Bank Indonesia ke depan.
Baca Juga: Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,50 Persen
Selain itu, peserta juga harus memenuhi kriteria Champion in Readiness, yang antara lain diukur dari kesiapan people, process, technology, serta kesiapan sebagai pengelola dana.
Kemudian, untuk batch kedua rencananya akan dilakukan pada bulan Januari 2022, dengan 22 calon peserta yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Adapun BI Fast ini dibangun untuk mendukung konsolidasi industri dan integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional secara end to end, bersifat nasional driven sebagai wujud implementasi blueprint sistem pembayaran Indonesia tahun 2025, dan mendukung tercapainya sistem pembayaran yang cepat, murah, mudah, aman dan andal.