Sonora.ID - Utang negara menjadi salah satu topik yang banyak diperbincangkan dan disoroti oleh masyarakat Indonesia, karena dianggap sebagai hal yang memalukan atau tidak layak untuk dibanggakan dari negara ini.
Padahal, utang negara adalah hal yang wajar karena negara pun sudah memperhitungkan dan mempertimbangkan banyak hal dari pengajuan utang tersebut.
Meski demikian, masyarakat pun cenderung hanya melihat satu sisi dari keputusan penambahan utang negara beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Kembali Membengkak, Sri Mulyani: Utang Negara Bukan untuk Dimusuhi
Dikutip dari Kompas.com, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati pun kerap kali digadang-gadang terkait dengan keputusan utang negara tersebut, karena memang dirinya adalah bendahara negara.
Meski sering mendapatkan sorotan karena utang negara yang bertambah, pihaknya justru merasa bangga dan senang, karena sorotan tersebut membuktikan masyarakat Indonesia perhatian terhadap negaranya.
Dalam berbagai kesempatan, Sri Mulyani kerap kali menegaskan bahwa pada dasarnya pengelolaan anggaran negara tidak bisa dilepaskan dari utang yang dipakai untuk menambal defisit APBN itu sendiri.
Baca Juga: Sri Mulyani Cadangkan Rp 9,2 T untuk Sektor Pariwisata Pada 2022
Melihat banyaknya masyarakat yang turut berkomentar soal utang negara, Sri Mulyani mengaku cukup gembira karena warga negara bisa turut andil mengawasi penggunaan APBN tersebut.
“Sekarang semua orang ngurusin utang, semua bicara mengenai itu. Jadi, it’s good kalau kita punya ownership terhadap keuangan negara,” ungkapnya.
Semakin banyak masyarakat yang menyoroti utang negara dan mencoba mencari tahu tentang hal tersebut, maka semakin banyak juga pihak yang turut kritis dengan pengelolaan utang negara dengan membaca detail laporan APBN.
Baca Juga: Kembali Membengkak, Sri Mulyani: Utang Negara Bukan untuk Dimusuhi
Pasalnya, pihak Kementerian Keuangan rutin melaporkan penggunaan APBN setiap bulan kepada media massa dan masyarakat, sehingga pengawasannya pun lebih mudah untuk dilakukan.
“Kalau hari ini banyak orang yang melihat kepada keuangan negara dengan sangat-sangat detail, itu saya senang banget,” sambung Sri Mulyani menegaskan.
Dengan demikian, Sri Mulyani melihat bahwa tingkat kepemilikan masyarakat terhadap uang negara meningkat dan semakin banyak orang yang bersedia untuk mengawasi keuangan negara serta penggunaan APBN.
Diketahui sebelumnya bahwa pada akhir Agustus 2021, utang negara mencapai Rp 6.625,43 triliun.
Baca Juga: Masuk Daftar 10 Negara yang Miliki Utang Terbesar Dunia, Apa Kabar Indonesia?