Sonora.ID - Kabar baik datang dari negara sang primadona sepakbola, Spanyol, karena kasus Covid-19 yang menurun hingga menyentuh angka di bawah 50 dari 100.000 warga.
Kondisi tersebut akhirnya melabeli Spanyol sebagai negara dengan risiko (Covid-19) rendah.
Pada tahun 2020 lalu, tepat di awal-awal kabar Virus Corona menyebar, Spanyol menjadi salah satu negara yang paling menderita di dunia karena kasus Covid-19.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Realisasi PEN Hingga 22 Oktober 2021 Capai Rp 433,91 T
Hal ini disampaikan oleh Bayu Hari Saktiawan selaku Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Madrid dalam siaran Radio Sonora FM 'Upaya Pemerintah Spanyol Membangkitkan Perekonomian & Wisata di Tengah Pandemi Covid-19' (21/10/21).
"Kasus pertama dilaporkan pada bulan Januari tahun lalu. Pemerintah akhirnya mengumumkan state of alarm atau kondisi darurat yang selalu dimonitor dan diperpanjang setiap dua pekan atas dasar persetujuan kongres," ujarnya.
Setelah itu Pemerintah Spanyol menetapkan lockdown secara tegas pada bulan Maret hingga Mei.
Selama lockdown, ketetapan lainnya yang turut diterapkan adalah merumahkan para pekerja dan melarang orang asing masuk ke Spanyol kecuali atas dasar tugas atau dinas.
Pihak lainnya yang turut menyukseskan Spanyol tidak lain adalah Kementerian Kesehatan yang selama lockdown tersebut, badan eksekutif ini memberikan satu juta tes masal kepada 60 ribu orang per harinya.
Adapun penanganan yang cepat dan tegas tersebut, Bayu jelaskan, dilatarbelakangi oleh kondisi demografi Spanyol yang memiliki banyak penduduk lansia sehingga dikhawatirkan rentan terhadap paparan Virus Covid-19.
Selain itu, Spanyol termasuk salah satu negara dengan pemberian vaksin tercepat.
Pemerintah Spanyol mengintensifkan vaksinasi dan hingga tahun ini sejumlah 70 persen warga sudah tervaksinasi, dan termasuk di dalamnya adalah warga asing.
Bayu menjelaskan kalau percepatan vaksin ini turut ditopang oleh kemudahan akses, seperti tidak perlu adanya reservasi jadwal melainkan warga Spanyol dapat langsung mengunjungi sentra vaksin terdekat.
Baca Juga: BPKH Gelar Konferensi Haji Internasional Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Hasilnya, pada bulan Juni 2021 lalu Pemerintah Spanyol menetapkan pencabutan kondisi darurat menjadi new normal dan tentunya dengan restriksi-restriksi tertentu.
"Restriksi tersebut umumnya seperti menggunakan masker dan menjaga jarak," kata Bayu.
Diberlakukannya new normal ini turut berimplikasi terhadap dibukanya kembali fasilitas publik seperti stadion, perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, bahkan hingga pariwisata.
Penanganan yang cepat, tanggap, dan tegas tersebut akhirnya memulihkan perekonomian Spanyol.
Terlebih dengan kembali hidupnya pariwisata negara tersebut.