Sonora.ID - Investasi merupakan salah satu cara menabung yang dapat memberikan keuntungan lebih banyak dibandingkan menabung di bank konvensional.
Menabung di investasi harus ditargetkan dalam jangka waktu panjang karena tujuan umum berinvestasi adalah menjamin kehidupan di masa mendatang.
Namun berinvestasi tidak sebatas 'bermain saham' seperti apa yang biasa orang-orang katakan.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Financial Expert Halo FINA, Mohamad Teguh, "Saya kurang setuju dengan istilah main saham karena saham itu bukan mainan, tapi investasi di saham".
Baca Juga: Kurangi Tingkat Risiko, Ini 4 Cara Agar Investasi Aman bagi Investor
Dalam siaran Radio Smart FM '5M Dalam Investasi Saham Menurut Halofina' (24/10/21), Teguh bersama rekannya Eko Pratomo dari Halo FINA mengatakan jika berinvestasi merupakan kegiatan yang harus dipelajari, bukan dimainkan.
Berinvestasi, selain membutuhkan persiapan modal, juga memerlukan niat dan juga ilmu untuk menempatkan uangmu.
"Tapi ilmu ini tidak hanya sebatas membeli atau membuka rekening, melainkan juga mengerti bagaimana menempatkan uang ketika membeli saham," ujar Teguh.
Dalam siaran tersebut Teguh memaparkan kalau secara umum terdapat dua ilmu besar dalam investasi, utamanya investasi saham.
Pertama adalah technical analysis.
Technical analysis berkaitan dengan mempelajari tren pasar.
Hal ini akan banyak berkaitan dengan psikologi pasar dan investor sehingga rumpun ilmu yang paling relevan adalah ilmu psikologi.
Technical analysis ini dapat kamu lakukan dengan memperkirakan apakah saham sedang dalam posisi puncak atau sebaliknya.
Technical Analysis ini berguna untuk mengetahui kapan kamu harus membeli saham.
Baca Juga: 3 Prinsip Penting Investasi ala Tung Desem Waringin, Investor Wajib Tahu!
Yang kedua adalah fundamental analysis.
Fundamental analysis berkaitan dengan mempelajari atau memahami jenis perusahaan yang akan kamu investasikan atau kamu beli.
Cara sederhana menerapkan fundamental analysis adalah dengan memperkirakan prospek usaha atau bisnis yang dilakukan dari perusahan yang bersangkutan; apakah produk yang ditawarkan akan berprospek baik atau sebaliknya.
Sederhananya, ini berkaitan dengan barang apa yang kamu beli.
Lebih lanjut, Teguh menjelaskan kalau kedua ilmu ini tidak boleh diabaikan salah satunya.
Banyak orang yang mengkotak-kotakan antar keduanya sehingga dikhawatirkan kamu justru tidak menjadi bijak dalam berinvestasi saham.