Kebanyakan orang awam familiar dengan istilah kolesterol baik dan kolesterol buruk. Kolesterol baik alias lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang mengandung lebih banyak protein dibanding kolesterol, diketahui dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Sementara, lipoprotein densitas rendah (LDL) yang biasa dikenal sebagai kolesterol jahat bisa memicu pembentukan plak yang berpotensi menyumbat peredaran darah, baik secara sebagian maupun sepenuhnya.
Penyumbatan inilah yang kemudian dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti stroke, serangan jantung, angina, dan lain-lain. Idealnya, baik kadar HDL dan LDL menempati angka-angka yang seharusnya; kadar HDL yang tinggi akan semakin baik, begitu pula dengan kadar LDL yang sebaiknya rendah.
Baca Juga: Berikut 5 Ramuan Herbal yang Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi
3. Mitos: kolesterol tinggi bawaan tidak bisa diselamatkan
Tidak hanya disebabkan oleh makanan atau gaya hidup yang tidak sehat, nyatanya faktor genetik juga dapat memengaruhi risiko terjadinya penyakit akibat kolesterol. Kondisi kolesterol tinggi yang disebabkan oleh faktor genetika disebut sebagai familial hypercholesterolemia.
Ada banyak variabel yang memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh sehingga faktor kolesterol tinggi akibat genetika bukanlah akhir dari segalanya. Sepanjang seseorang menjaga tubuhnya melalui berbagai usaha, seperti menjaga pola makan, bergerak secara aktif, mengelola stres, menghindari kebiasan merokok dan alkohol, maka kadar kolesterol dalam tubuh tetap dapat terjaga.
4. Fakta: kolesterol tinggi dapat terjadi di usia muda
Kolesterol tinggi tidak hanya dapat menyerang orang tua yang metabolisme tubuhnya tidak lagi sempurna. Orang-orang yang berusia muda pun kini perlu mewaspadai peningkatan kadar kolesterol dalam darahnya.
Saat ini banyak anak dan remaja yang mengalami obesitas bahkan diabetes yang disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji atau makanan dengan kandungan gula yang berlebih.