Ia mengakui jika laporan awal yang masuk kepada kepolisian adalah perusahaan pinjaman online yang diduga ilegal, namun pada perkembangannnya meluas pada kasus pidana pengancaman dan hal-hal lain yang muncul belakangan.
Perusahaan tersebut menurutnya merupakan jaringan yang terpusat di Jakarta, namun tidak menutup kemungkinan juga ada aliran dana yang bersumber dari luar negeri, sepert China.
Baca Juga: 3.515 Pinjaman Online Ilegal Telah Dihentikan dan Diblokir Situs Aplikasi
Berdasarkan hasil pengungkapan sementara, PT. JMC disinyalir sengaja memilih Kabupaten Kotabaru sebagai lokasi operasional dua bulan terakhir karena menilai lemahnya pengawasan dari aparat kepolisian. Terlebih, beberapa waktu terakhir kerap ada pengungkapan kasus serupa di daerah lain, yang membuat tersangka memilih lokasi yang dinilai aman.
Sementara itu, Kapolres Kotabaru, Gafur Siregar mengungkapkan, PT. JMC merekrut 35 pekerja sebagai operator. Dalam satu hari, tiap operator melakukan penagihan pinjaman kepada 400 orang, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
“Jadi kalau 35 operator, dikalikan saja dalam sehari ada berapa ribu orang. Tapi, untuk jumlah pasti korbannya masih kita dalami,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Pihaknya menurut Gafur terus berkoordinasi dengan Ditreskrimsus Polda Kalimantan Selatan dan Bareskrim Polri untuk mengungkap tuntas kasus tersebut.