Sonora.ID - Di era sekarang, uang selalu digunakan dalam setiap transaksi jual–beli. Baik uang konvensional maupun uang digital yang saat ini lagi ngetren.
Bahkan kita tidak perlu membawa uang kemana mana karena ada smartphone maupun kartu yang bisa digunakan untuk membayar apapun.
Hanya dengan sekali tap / scan sudah bisa transaksi dimanapun kita berada, baik di mall maupun restoran.
Tetapi uang konvensional tidak berlaku di Pasar Mbatok.
Baca Juga: Gibran Siapkan Isolasi Terpusat untuk Mengantisipasi Penyebaran Covid-19 Khususnya Anak-Anak di Solo
Pasar ini merupakan pasar tradisional yang menjual makanan jaman dulu. Lokasinya ada di Dukuh Badan, RT 04, RW 05, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
Tempatnya yang masih asri yang berada di sekitar pemukiman warga di dekat bukit Teletubbies, menjadikan pasar ini menarik dan didatangi wisatawan.
Untuk membeli aneka kuliner jaman dulu di pasar ini tidak menggunakan uang Rupiah yang biasanya kita pakai untuk transaksi, tetapi hanya uang Ketip atau kepingan koin yang terbuat dari kayu yang bisa digunakan.
Eko Wuryono selaku pendiri pasar Mbatok, Minggu (24/10/2021), mengungkapkan “Pengunjung harus menukarkan uang rupiahnya terlebih dahulu dengan uang Ketip. Satu ketip, sama nilainya dengan uang Rp 2.000.”
Makanan yang dijual di pasar ini hanyalah makanan jadul seperti tahu gejrot, pecel, soto, nasi bakar, sundukan, jajanan pasar seperti cenil, cendol kelapa, dan gethuk.
Eko Wuryono juga mengatakan bahwa penyajiannya hanya memakai daun pisang dan batok kelapa, dikarenakan lebih ramah lingkungan dan tidak menggunakan plastik.
Beliau juga mengatakan bahwa pasar ini sudah berdiri sejak tahun 2019, dan baru buka kemarin Sabtu (23/10/2021). Namun dikarenakan adanya pandemi Covid-19, menjadikan pasar ini terpaksa ditutup sementara. Padahal sebelumya pasar ini hanya buka 2 kali dalam satu bulan.
Nama pasar Mbatok diambil dari nama Dusun Badan dan Klotok, karena memang pasar ini berada di antara kedua dusun tersebut. Menurut Kepala desa Kemuning, Wiyadi Nur Widyoko.
Baca Juga: Siap-siap Wisatawan Tawangmangu di Akhir Pekan, Dishub Karanganyar Usulkan Peraturan Ganjil-Genap
Selain itu mbatok mempunyai makna tempurung kelapa (Batok). Mesti terlihat sepele, Batok kelapa mempunyai manfaat seperti mangkok.
Wiyadi Nur Widyoko mengatakan bahwa mangkok dari batok ini berarti wadah bagi masyarakat untuk mencari rezeki.
Keberadaan pasar ini sangat membantu warga sekitar. Salah satu buruh pabrik dan pedagang cenil dan gethuk, Sri Mulyani mengatakan, bahwa ia sangat terbantu dengan adanya pasar Mbatok ini,karena omsetnya lumayan.
Dengan jualan di Pasar Mbatok ini bisa menambah penghasilan.
Wisatawan asal Solo, Kristiforus mengaku senang dengan dibukanya Kembali pasar mbatok ini.
“Suasananya asri, jajanannya juga murah- murah dan alat yang digunakan untuk pembayarannya juga unik yaitu dengan koin kayu Ketip”. Ujar wisatawan asal Solo.
Hal ini dapat mengobati rasa rindunya terhadap jajanan tradisional dengan disuguhi pemandangan alam yang asri dan nyaman.