Kecanduan ini menyebabkan anak-anak Gen Z jauh lebih temperamental dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
Ini dapat dilihat melalui fenomena saat anak-anak Gen Z bermain game online, mereka akan mudah tersulut emosi ketika kalah dalam permainan.
Jika hal ini berlangsung secara konstan, maka karakter temperamental pun menjadi terbentuk tanpa disadari oleh siapa pun. Tak heran, anak-anak Gen Z saat ini memiliki anger management yang buruk.
Selain itu, Octo juga mengatakan bahwa anak-anak Gen Z yang kecanduan terhadap game online cenderung menjadi sosok yang tidak supportif.
Baca Juga: Bukan Hanya Karena Makanan, Obesitas juga Disebabkan oleh Keseringan Main Game Online
Sebagian besar dari anak-anak Gen Z selalu mewajari segala cara hanya untuk bisa memenangkan kompetisi yang ada di dalam game online.
Berdasarkan penjelasan Health Advisor ini, anak-anak Gen Z saat ini berani melakukan penawaran kepada orang tua untuk bisa mendapatkan waktu lebih lama dalam bermain game online akibat dari mewajari segala hal.
Ini menunjukkan bahwa kebiasaan buruk dari game online terbawa ke dalam kehidupan anak-anak Gen Z sehari-hari dan mengganggu aktivitas yang mereka lakukan.
Oleh karena itu, peran orang tua dengan pola asuh yang baik sangat dibutuhkan agar anak-anak Gen Z keluar dari kecanduan game online.
Octo menambahkan satu hal untuk para orang tua bahwa mulai saat ini, biasakan anak-anak Gen Z untuk bisa mengambil peran dalam life skills, seperti merawat orang tua, memasak, dan berbagai macam kegiatan di luar rumah.
Hal ini disinyalir dapat membantu anak-anak Gen Z menjadi lebih siap dengan hidup dan terhindar dari karakteristik buruk akibat game online yang dimainkan sehari-hari.
Jika memang anak ingin bermain game online, maka buatkanlah jadwal untuk hal tersebut dan tuntun anak menjadi disipilin dengan waktu yang sudah ditentukan.