Sonora.ID – Bagaimana kamu mendefinisikan kedamaian dalam hidup? Apakah ketika segala sesuatu berjalan sesuai dengan keinginanmu?
Apakah ketika kamu tidak merasa membebani orang lain? Atau mungkin, ketika kamu bebas dari rasa takut dan khawatir?
Kedamaian adalah hal yang sangat abstrak. Dalam siniar Smart Inspiration yang menghadirkan obrolan bersama Arvan Pradiansyah, motivator di bidang kepemimpinan dan kebahagiaan, ia berbagi soal definisi-definisi mengenai damai.
Baca Juga: 4 Solusi Terbaik Feng Shui untuk Menangani Nasib Buruk Semua Umat
Umumnya orang-orang mengira bahwa kedamaian akan didapatkan dari luar.
Ketika keadaan di sekitar membuatnya tenang, tidak ada perkelahian, tidak ada masalah yang membebaninya, dan lain sebagainya.
Sedangkan, Arvan menyebut, sejatinya kedamaian yang tampak di luar itu bersifat semu layaknya fatamorgana.
Si vis pacem para bellum, peribahasa populer dalam bahasa latin menggambarkan situasi tersebut. Artinya, “jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah untuk menghadapi perang”.
Baca Juga: Apakah Kamu Benar-Benar Bahagia? Yakinkan Dirimu dengan Dua Hal Ini!
“Jadi kita tertipu dengan apa yang nampak. Padahal sesungguhnya yang namanya damai itu apa yang tidak tampak,” ungkap Arvan.
Ia menambahkan, manusia cenderung suka dengan sesuatu yang dapat dilihat secara nyata atau tampak di matanya.
Inilah yang kemudian harus menjadi perhatian karena walau panca indera kita menunjukkan bahwa segala hal sedang damai, belum tentu hati kita sejalan dengannya.
“Rest in Peace”
Tanpa disadari, damai adalah tujuan akhir dari perjalanan kehidupan. Kita familiar dengan ucapan rest in peace yang umum disampaikan kepada orang-orang yang mencapai batas masanya di dunia.
Hidup dengan damai, berakhir dengan damai; inilah keinginan hampir setiap orang. Lantas, siapakah yang bisa menghadirkan kedamaian tersebut? Tidak lain dan tidak bukan, yakni diri kita sendiri.
Baca Juga: Kamu Perlu Tahu, Ini 3 Alasan Pernikahan Tidak Berjalan Lancar
Arvan merangkum tiga prinsip yang dapat dilakukan setiap orang untuk mencapai kedamaian dalam hidupnya. Tiga poin ini penting untuk diterapkan secara konsisten, tidak hanya ketika kita sedang dirundung oleh berbagai permasalahan.
Prinsip pertama, yakni terima dan lepaskan. Sebagai manusia yang berakal, kita perlu memiliki sikap lapang dada.
“Hidup ini sesungguhnya sesimpel menarik napas,” sebut Arvan. Inhale, exhale. Menarik napas, menerima segala yang terjadi; lalu membuang napas, melepaskan perasaan-perasaan yang memberatkan hati.
“Apapun yang kita hadapi, itu sesungguhnya datang dari Tuhan atau diizinkan oleh Tuhan untuk hadir di hadapan kita,” tambahnya.
Baca Juga: Wujud Tolak Terorisme, Muda-Mudi Solo Gelar Aksi Damai di Perempatan Ngarsapura
Semakin besar penolakan kita kepada hal-hal yang mengalir di depan mata, maka hati akan semakin merasa tidak damai. Ketahuilah bahwasannya hal yang kita anggap buruk pun mungkin saja adalah sesuatu yang baik dan menyelamatkan.
Sebagai contoh, ketika dimarahi oleh atasan. Kejadian tersebut biasanya kita anggap sebagai keapesan, padahal bisa jadi itu adalah bentuk kepedulian atasan kepada dirimu. Tentu, jauh lebih baik untuk menerimanya agar kita bisa mengevaluasi diri, dibanding dengan terus-menerus diabaikan dalam kesalahan.
Arvan mengungkap dua prinsip lain yang dapat membantu meraih kedamaian dalam hidup. Selengkapnya telah terangkum dalam serial Inspiration of Smart Happiness episode ke-29 yang berjudul Tiga Cara Ampuh Menciptakan Kedamaian di dalam Diri Sendiri.
Dengarkan episode selengkapnya dengan mengakses kanal Smart Inspiration di Spotify (https://bit.ly/SmartHappiness29_) atau klik ikon di bawah!
Baca Juga: Edukasi Damai Pasca Pilkada 2020, Paman Yani Kunjungi Warga Batu Ampar