Penderita usus buntu biasanya akan mengalami gejala mual, diare, susah buang angin, demam, hingga perut kembung.
Gejala-gejala tersebut hampir sama dengan penyakit maag, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter untuk mengetahui apakah benar seseorang menderita penyakit usus buntu atau tidak.
Selain itu, pemeriksaan tersebut juga dapat membantu seseorang menangani penyakit usus buntu sedini mungkin.
Pasalnya, penyakit usus buntu yang didiamkan atau tidak ditangan sesegera mungkin akan menyebabkan infeksi parah yang kemudian menjadi komplikasi.
Komplikasi akibat penyakit usus buntu yang paling sering terjadi adalah abses atau terbentuknya kantung nanah di bagian usus buntu.
Baca Juga: Kenali TB Usus, Penyakit yang Merenggut Nyawa Ustadz Maaher At Thuwailibi
Jika abses sudah terbentuk dan diketahui oleh dokter, maka pengobatan melalui penyedotan nanah menggunakan antibiotik akan dilakukan.
Tetapi, jika abses ditemukan saat melakukan prosedur operasi, maka abses pada sekitaran usus buntu akan dibersihkan secara perlahan dan diberikan antibiotik.
Selain dari terbentuknya abses, komplikasi terparah dari penyakit usus buntu pun dapat terjadi, yaitu peritonitis.
Peritonitis adalah suatu kondisi ketika usus buntu pecah dan infeksi menyebab ke seluruh bagian perut. Komplikasi ini akan menyebabkan penderitanya mengalami sakit perut hebat, jantung berdetak cepat, dan demam.
Baca Juga: Awas! 6 Jenis Makanan Ini Bikin Perut Sensitif Makin Tak Nyaman
Hal itu menyebabkan tindakan medis harus secepat mungkin dilakukan untuk menangani peritonitis dengan cara mengangkat usus buntu dan membersihkan rongga perut yang sudah terinfeksi.
Biaya penanganan...