Sonora.ID - Kedekatan anak dengan orang tua tidak jarang dilihat sebagai hal yang positif karena ini menandakan adanya rasa percaya anak terhadap orang tua.
Kedekatan ini juga membuat orang tua tidak banyak khawatir terhadap anak karena orang tua jadi lebih leluasa dalam mengontrol hal-hal yang tidak sepatutnya anak lakukan.
Namun bagaimana ketika kedekatan ini menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua?
Ariestya Magdalena, M.Psi, selaku Psikolog Anak dan Keluarga Dalam siaran Radio Sonora yang bertajuk 'Anak Tidak Mau Lepas dari Ortu: Bagaimana Mengatasinya?' (29/10/21) mengatakan kalau pada akhirnya perlu ada penjelasan orang tua kepada anak terkait perpisahan.
Menjelaskan batasan orang tua dan anak atau perpisahan kecil-kecilan ini terkadang membuat orang tua stres karena bingung bagaimana harus menjelaskannya.
Baca Juga: Penting! Ini Cara Parenting dan Mendidik Anak Yang Ideal Menurut Shio
1. Memahami makna perpisahan
Banyak dari orang tua mengartikan perpisahan dengan anak hanya pas anak memasuki sekolah.
Padahal, menurut Ariestya, perpisahan juga bisa ditandai dengan kegiatan sehari-hari di rumah.
Perpisahan ini bisa dimulai dari pemisahan tempat tidur, berlanjut ke pemisahan kamar tidur, hingga kegiatan dan/atau tanggung jawab antara orang tua dan anak.
Pemahaman ini tidak bisa berhenti di orang tua, melainkan juga perlu dijelaskan kepada anak.
Baca Juga: Tiger Parenting: Pola Asuh yang Menyebabkan Paradoks pada Anak
2. Membiasakan anak untuk beradaptasi pada situasi asing
Psikolog anak tersebut menjelaskan kalau adaptasi untuk sendiri ini perlu diajarkan sejak umur 6 bulan sampai 2 tahun.
Menginjak usia 3 tahun karena sudah bisa komunikasi dua arah, orang tua bisa menyampaikan pengertiannya secara verbal.
Pembiasaan ini bisa dilakukan dengan mengajak anak untuk turing ke tempat-tempat asing, seperti sekolah barunya, dan mengenalkan anak dengan orang-orang baru.
Umumnya anak selalu merasa takut dengan rasa asing dan kesendirian maka dari itu, perlu pengenalan awal terlebih dahulu dari orang tua.
Baca Juga: Tiger Parenting: Pola Asuh yang Menyebabkan Paradoks pada Anak
3. Memberlakukan sistem 'hadiah'
Di usia kecil, biasanya sosialisasi anak akan efektif jika orang tua memberlakukan sistem 'rewarding' atau memberikan hadiah.
Orang tua bisa menjanjikan hadiah kepada anak yang mampu melewati kegiatannya tanpa kehadiran orang tua.
Namun usahakan sistem seperti ini diberlakukan sekali-dua kali saja.
Jika diberlakukan setiap saat, dikhawatirkan anak tidak mendapatkan inti dari berpisah dengan orang tua karena anak hanya berorientasi pada hadiahnya saja.
Baca Juga: Kenali, Apa Itu Tiger Parenting? Metode yang Dewakan Kesuksesan Anak