Untuk keanekaragaman hayati, Gunung Kelam memiliki satu diantara habitat yang dikenal di dunia yaitu kantong semar.
Kantong semar nampaknya menjadi rumah bagi 14 spesies berbeda, satu diantaranya adalah Nepenthes Clipeata yang hingga kini dianggap yang paling terancam punah habitatnya.
Ternyata pada tahun 1894, ahli botani Jerman Johannes Gottfried menjadi orang Eropa kedua yang mendaki Gunung Kelam setelah Dr Gürtler.
Tanaman kantong semar tumbuh di sisi tebing granit vertikal pada ketinggian antara 500 - 800 meter.
Tidak hanya kantong semar saja tanaman yang memiliki keunikan, namun terdapat juga tanaman Anggrek Hitam.
Sementara untuk fauna di Bukit Kelam terdapat beruang madu, trenggiling hingga burung walet yang terdapat di gua- gua.
Baca Juga: 3 Desa Terbesih di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia, Pernah Kesini?
Bukit Kelam memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam dan juga untuk lokasi terbang layang dan panjat tebing karena letaknya pada ketinggian 50 – 900 meter dari permukaan laut.
Saat ini kawasan Bukit Kelam sudah direnovasi dan kawasan ini telah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka.
Untuk mencapai puncak Bukit Kelam saat kita bisa menggunakan sebuah tangga dengan ketinggian ± 90 meter yang terletak di sebelah barat.
Kemudian yang menjadi sesuatu yang spesial lagi dari Bukit Kelam adalah juga merupakan sumber air bersih bagi masyarakat terutama masyarakat kabupaten Sintang dan juga taman wisata alam (TWA) bukit kelam yang juga berdekatan dengan cagar budaya Rumah Betang yang berada di desa Ensaid Panjang.
Artikel ini merupakan revisi dari versi sebelumnya yang tidak mencantumkan sumber foto yang digunakan. Kami atas nama redaksi sonora.id memohon maaf kepada sdri. Siti Mustiani atas kelalaian kami atas izin penggunaan dan pancantuman sumber foto.
Baca Juga: Ini 8 Warung Makan Halal di Bali yang Terkenal di Kalangan Wisatawan