Sonora.ID - Meski saat ini kasus baru atau pertambahan kasus Covid-19 sudah mengalami penurunan signifikan, tetapi usaha dan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak masih diperlukan untuk membuat pandemi hilang dari Indonesia.
Terlebih dalam menyambut Libur Nataru (Natal dan Tahun Baru), pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat, demi mencegah adanya gelombang ketiga pandemi di Indonesia.
Hal ini juga yang disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), KPCPEN, bahwa memang mobilitas membawa peran penting dalam pertambahan Covid-19.
Itu sebabnya, pengaturan mobilitas menjadi hal yang sangat penting.
Baca Juga: 3 Tips Membangun Relasi saat Pandemi, Personal Branding Paling Penting!
“Tujuan utamanya, agar kasus Covid-19 tetap terkendali atau bahkan lebih baik dari sekarang. Meski sekarang suasanya berbeda, seperti vaksinasi sudah meluas, prokes sangat dipahami, dan kasus sudah melandai, tapi kewaspadaan harus tetap ditingkatkan,” ungkapnya tegas.
Pihaknya juga menyatakan bahwa keberhasilan dalam menghadapi libur Nataru ini nantikan akan menjadi pijakan untuk menghadapi pandemi di tahun 2022 mendatang.
Kuncinya, Nataru harus bisa dikendalikan. Meski mobilitas berjalan, harus tetap dilakukan upaya menekan timbulnya penularan.
Adita menjelaskan, regulasi terkait perjalanan udara memang cenderung mendapatkan perhatian masyarakat, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan maka akses konektivitas udara sangat dibutuhkan.
Baca Juga: 89 Persen Pengguna Kereta Api Pada Masa Libur Nataru Tahun Ini
Namun transportasi darat dan laut juga digunakan rakyat banyak, sehingga penerapan protokol kesehatan di semua moda perhubungan tersebut harus dijalankan ketat.
“Keselamatan dan keamanan masyarakat selalu jadi yang paling utama meski sebelum pandemi terjadi. Dalam pandemi, lebih penting lagi karena harus menjaga juga aspek kesehatan,” kata Adita.
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Ginting menegaskan, selain penetapan kebijakan sebagai hasil kerja sama lintas lembaga dan kementerian terkait dalam menjaga mobilitas, PPKM juga digerakkan hingga level kabupaten/kota, desa/kelurahan untuk menjaga mobilitas supaya tidak terjadi kerumunan.
“Kebijakan ini harus disampaikan pada masyarakat terus-menerus,” kata Alexander.
Baca Juga: Setelah Nataru, Daop 2 Bandung Prediksi Hari Ini Puncak Arus Kedatangan
Komunikasi risiko, ujarnya, memang harus selalu disosialisasikan kepada masyarakat.
Salah satunya bahwa varian virus baru masih ada dan bertransmisi. Selain itu, vaksinasi masih membutuhkan kerja keras karena capaian di kelompok rentan belum seperti yang diharapkan. Kepatuhan akan protokol kesehatan 3M harus tetap dijaga, termasuk dalam sarana transportasi.
Dalam kesempatan yang sama, Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menjelaskan bahwa pihaknya selalu melakukan penyesuaian secara adaptif terhadap setiap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Fokus utama kami adalah meyakinkan masyarakat bahwa terbang itu aman, sehat, dan menyenangkan,” tegas Danang.
Baca Juga: Fase Relaksasi Pandemi, IDI: Pentingnya Kemampuan Deteksi Diri!
Berbagai upaya terus dilakukan untuk memastikan hal tersebut. Di antaranya, vaksinasi lengkap pada seluruh awak pesawat dan petugas, layanan tes Antigen dan PCR dengan tarif terjangkau untuk penumpang, juga perawatan pesawat yang selalu dilangsungkan.
Terlepas dari Nataru atau momen-momen lainnya, menurutnya, evaluasi tetap dilakukan setiap hari.
Danang menyatakan pihaknya mendukung semua inisiatif dan kebijakan pemerintah, termasuk terkait proteksi kesehatan.
“Dengan adanya kebijakan wajib uji kesehatan sebelum berangkat, maka akan menyakinkan semua pihak (yang terbang) sudah dinyatakan sehat,” tambahnya. (*Adv)
Baca Juga: Setelah Nataru, Daop 2 Bandung Prediksi Hari Ini Puncak Arus Kedatangan