Sonora.ID - Menjadi pribadi yang bijaksana merupakan impian bagi setiap orang. Dengan kebijaksanaan, seseorang bisa menjalani hidup dengan baik dan minim permasalahan.
Selain itu, dengan pribadi bijaksana, seseorang bisa mengambil keputusan yang tepat ketika dihadapi dua pilihan dalam hidup.
Keputusan yang tepat akan menguntungkan semua pihak, termasuk diri sendiri. Keputusan yang tepat juga bisa menyelesaikan masalah tanpa harus melebar kemana-mana.
Sayangnya, menjadi pribadi yang bijaksana untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tidak mudah untuk diterapkan.
Baca Juga: Kembalikan Semangatmu, Berikut Ini 30 Kata Motivasi untuk Diri Sendiri
Banyak hal yang harus dilalui terlebih dahulu untuk bisa menjadi pribadi yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan perkataan Tung Desem Waringin, Motivator, menjadi pribadi yang bijaksana dapat diraih melalui komunikasi dengan seseorang yang memiliki perspektif berbeda dalam memandang hidup.
Melalui program Smart Business Talk, Tung membagikan cerita bahwa saat ia menjadi mahasiswa Hukum, para pengacara yang ia tahu selalu berbicara pada orang dengan perspektif berbeda.
Ini bisa diterapkan oleh orang yang tidak bekerja pada bidang hukum agar memiliki pengetahuan lebih luas terhadap dunia.
Baca Juga: 30 Kata-Kata Motivasi Bahasa Inggris untuk Menyemangati Diri Sendiri
Cara ini dinilai ampuh bagi Tung karena dirinya sudah mempraktikan hal ini sejak lama.
"Saya ngomong dengan orang-orang yang beda pendapat itu untuk mendengarkan sudut pandang mereka, bukan untuk saya dimaklumi," ujar Tung saat hadir di program milik Smart FM.
Mendapatkan perspektif baru dari orang yang memiliki pendapat berbeda akan semakin memperkaya pengalam dalam mengambil keputusan.
Tentu, dengan adanya perspektif baru tersebut, seseorang akan semakin matang dalam mempertimbang opsi pilihan terbaik bagi dirinya dan orang lain.
Selain komunikasi langsung dengan orang yang memiliki perspektif berbeda, membaca banyak referensi jurnal dan buku dapat merubah seseorang menjadi pribadi yang bijaksana.
Baca Juga: Sempat Ingin Membunuh Ayahnya Sendiri, Will Smith Bagikan Kisah Masa Kecilnya
Referensi jurnal dan buku biasanya jauh lebih saintifik; ini membantu pikiran terbuka semakin luas dengan bukti fisik (jurnal dan buku) yang dapat dirujuk ketika sedang mengambil keputusan.
Mengapa rujukan sangat penting?
Berdasarkan penjelasan Tung, banyak orang yang takut salah ketika mengambil keputusan karena data yang ditampilkan tidak sesuai dengan keadaan.
Bisa saja, keputusan yang diambil akan menyeleweng dari yang seharusnya dipilih. Sehingga, bukannya menjadi sosok yang bijaksana, malah jadi menyesatkan.
Oleh karena itu, perbanyak referensi jurnal dan buku untuk mendapatkan perspektif baru agar bisa berubah menjadi pribadi yang bijaksana.
Baca Juga: Tak Hanya sebagai Hiburan, Ini Cara Jaga Kesehatan Mental dengan Musik