Munculnya Ular Raksasa Di Makam Kuno Di Tanon Sragen, Banyak Yang Mempercayai Mitos Tidak Terkabulnya Sebuah Permintaan .

4 November 2021 17:20 WIB
( )

Solo, Sonora.ID - Makam Pangeran Sukowati yang terletak di pelosok Sragen, tepat nya di dusun pengkol , desa kecik, kecamatan Tanon.

Komplek makan tersebut terdiri dari makam pangeran sukowati itu sendiri dan juga delapan makanM pengikutnya.

Selama, ini makam ini terkenal sebagai makam kramat, sehingga tak sembarangan bagi warga dan peziarah yang selalu berdatangan.

Pangeran Sukowati yang dimaksud adalah raden jambu, yang merupakan anak dari ki ageng pemanahan, serta anak dari raja pera pertama pangeran pajang.

Baca Juga: Ziarah Makam, Napak Tilas dan Karnaval Air, Rangkaian Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak

Makam ini berada di pedesaan yang tampak rindang dan sejuk, makam ini dikelilingin pohon pohon besar yang sudah berusai ratusan tahun yang diantaranya pohon kepoh, ringin, serut, mahoni dan bulu. Sehingga menimbulkan suasana yang geitu mistis.

Berawal dari cerita peziarah yang menceritakan hal” mistis yang dirasakan para peziarah tersebut.

Daryanto, selaku Juru Lunci Makam Pangeran Sukowati mengungkapkan banyak ziarah yang melihat sosok sosok taj kasat mata.

“kalau kata peziarah, banyak yang melihat makhluk tak kasat mata, ada yang pernah melihat harimau hingga ular sangat besar,” kata Daryanto.

Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Kunjungan Kapolda Sumsel ke Makam Akidi Tio

Selain ular besar, warga juga sering melihat sosok dengan pakaian serba hitam dengan ikat dikepala.

“bahkan, peziarah juga pernah menjumpai pasukan berkuda beruimlah 5 orang,” ujarnya.

Terkait dengan penampakan Ular besar tersebut, terdapat mitos bahwasanya bagi para peziarah yang melihatnya maka permintaannya tidak akan terkabul. Daryanto mengatakan bahwa cerita dari peziarah saja itu hanya sebuah mitos, jadi bisa dipercaya juga tidak dipercaya.

Makam pangeran Sukowati sampai sekarang masih sering didatangi oleh peziarah baik itu dari Sragen maupun luar Sragen.

Biasanya para peziarah datang pada hari Jumat legi dan puncaknya pada malam satu suro, penanggalan Jawa.

“sebelum satu suro, atau istilah jawanya mapak tanggal (menjemput tanggal) biasanya juga ramai,” jelasnya.

Kompleks makam pangeran Sukowati sampai sekarang, masih sering digunakan untuk berbagai kegiatan warga, seperti nyadran atau yang lebih dikenal kegiatan bersih bersih.

“Nyadrannya setahun dua kali, pas habis panen dan habis menanam padi,” jelas Daryanto.  

Baca Juga: Kepengurusan Makam Sultan Tak Berkesudahan, Satu Kubu Mendemo

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm