Sonora ID – Sebagai negara yang memiliki iklim hujan tropis, Indonesia memiliki jumlah curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan negara dengan iklim lainnya.
Walaupun semustinya sudah masuk ke musim kemarau, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa Indonesia telah mengalami anomali hujan sampai bulan Oktober tahun ini.
Intensitas Hujan yang sering disaksikan oleh masyarakat Indonesia ternyata berpengaruh pada mitos hujan yang berkembang dari turun-temurun.
Berikut adalah 5 mitos terkait hujan yang sampai saat inipun masih dipercayai oleh beberapa kelompok orang Indonesia.
Menancapkan atau Menggantung Cabai untuk Menangkal Hujan
Sudah menjadi tradisi bagi panitia acara outdoor untuk menyewa pawang hujan demi lancarnya keberlangsungan acara.
Salah satu jurus yang digunakan pawang adalah cabai yang ditancapkan dalam lidi bersamaan dengan bawang putih atau bawang merah.
Lidi tersebut lalu akan ditaruh di sekitar tempat acara atau ditancapkan ke dalam tanah.
Cara lain yang bisa digunakan di rumah adalah menggantung Cabai dan Garam di atap rumah.
Baca Juga: Jangan Dilanggar! Ini 4 Mitos Tempat Wisata di Indonesia yang Masih Dipercaya
Hujan dengan Matahari Terik adalah Pertanda Buruk
Umumnya, hujan akan disertai dengan langit dan awan mendung yang menutupi sinar matahari.
Keanehan matahari yang terus bersinar benderang selama hujan dianggap sebagai peristiwa tidak biasa yang menandakan terjadinya kejadian buruk dalam waktu dekat.
Beberapa orang percaya bahwa ini mengisyaratkan kematian orang.
Kelompok lainnya menganggap bahwa ini adalah gelagat terciptanya bencana alam yang akan melanda di daerah sekitar.
Melempar Kolor ke Genteng
Salah satu teknik populer untuk mencegah datangnya hujan adalah melempar celana ke atas genteng rumah.
Biasanya ini juga metode yang dilakukan bersamaa dengan doa-doa oleh para pawang hujan.
Jika sedang merayakan hajatan, maka disarankan untuk menggunakan kolor milik sang tuan rumah.
Kolor juga harus yang pernah digunakan dan bukanlah yang baru pakai.
Baca Juga: 7 Mitos Jawa yang Ternyata Masuk Akal dan Tak Bisa Dianggap Remeh
Hujan Saat Imlek Bawa Keberuntungan
Keluarga Tionghoa selalu mengharapkan datangnya hujan saat sedang menyambut tahun baru Cina.
Hujan dianggap sebagai pertanda keberuntungan dan kemakmuran yang bisa dicapai pada tahun berikutnya.
Kepercayaan ini konon bermula dari periode kehidupan Bertani orang Tionghoa.
Karena hidup dari hasil panen yang membutuhkan pengairan, mereka selalu mengucap bantuan hujan yang turun di atas tanaman mereka.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Orang Kurus Terbebas dari Penyakit Kolesterol?
Baskom Air dan Garam Bisa Bantu Turunkan Hujan
Kebalikannya dari kolor dan cabai, baskom air yang diberikan garam dipercaya dapat mendatangkan hujan di siang bolong.
Berdasarkan artikel Kompas.com, mitos ini pertama kali berkembang akibat pesan berantai yang disebarkan melalui Blackberry Messenger pada tahun 2015.
Pesan yang sudah dibantah kebenarannya mengklaim bahwa menempatkan baskom di luar rumah pada diantara pukul sebelas sampai satu siang akan membantu mempercepat mempercepat kondensasi menjadi butir air alias pembentukan hujan.
Baca Juga: 3 Mitos Tidur yang Harus Diluruskan, Termasuk Terbangun Tengah Malam