Dikutip dari beberapa sumber, Nama-nama masyarakat Kampung Gelgel dulunya masih membawa nama-nama khas Bali seperti: Wayan, Made, Nyoman atau Ketut.
Tetapi seiring perjalanan jaman, nama-nama Bali tidak dipakai lagi dan diganti nama-nama modern yang berbau Islami.
Sebagai permukiman muslim, Kampung Gelgel punya tradisi beda dengan daerah lain di Bali yang didominasi para kerabat yang beragama Hindu.
Di bulan-bulan tertentu, Kampung Gelgel menggelar pentas seni "Rodatan", sebuah pentas musik Islami yang dimainkan warga sekitar.
Di kampung Gelgel ini, bisa dijumpai masjid tertua di Bali. Nurul Huda, demikian nama masjid itu. Tempat ibadah itu berdiri megah di tengah-tengah Kampung Gelgel.
Di halaman masjid yang cikal-bakalnya dibangun sekitar abad ke-14 ini, terdapat sebuah menara tua tegak menjulang setinggi 17 meter.
Baca Juga: Ini 8 Warung Makan Halal di Bali yang Terkenal di Kalangan Wisatawan
Diantara yang menarik dari masjid ini adalah mimbar masjidnya yang terbuat dari kayu jati dan dihias dengan ukiran motif daun dan tumbuh- tumbuhan yang merupakan salah satu ciri dari seni Islami yang melarang penggunaan gambar mahluk bernyawa.
Bentuk mimbar di masjid ini memiliki banyak kemiripan dengan mimbar- mimbar kuno yang ada di masjid masjid kuni di pulau Jawa seperti contoh mimbar kuni di Masjid Sendang Dhuwue dan masjid Mantingan.
Di mimbar ini juga terdapat inskripsi yang menjelaskan renovasi masjid ini di tahun 1280 Hijriah bertepatan dengan tahun 1863 Miladiyah.
Dari inskripsi tersebut dapat diketahui prbaikan masjid ini diakukan pada tanggal 7 Juli 1280H / 1863M, meskipun tidak diketahui secara pasti kapan masjid ini pertama kali dibangun namun dipastikan bahwa masjid ini telah berdiri disana jauh sebelum tahun 1863M.
Baca Juga: 5 Makhluk Mitologi di Bali yang Memiliki Kekuatan dan Rupa yang Mengerikan