Covid Terkendali dan Vaksinasi Jadi Kunci
Pelaku yang membuat ekonomi Indonesia kuartal-III jatuh adalah meledaknya COVID-19 yang membuat pemerintah memberlakukan PPKM ketat. Hal ini membuat roda ekonomi Indonesia mandek karena moblitas masyarakat jadi terbatas.
Saat ini, kasus COVID-19 (Coronavirus Disease-2019) di Indonesia sudah melandai. Indonesia pun dianggap mampu mengendalikan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan tersebut.
Karena kasus COVID-19 makin terkendali, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (Centers for Disease Control and Prevention/ CDC) memberikan status level 1 kepada Indonesia per tanggal 25 Oktober 2021. Artinya, tingkat risiko Indonesia sudah dianggap rendah.
Di pulau Jawa dan Bali, sekarang sudah tidak ada daerah dengan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Bahkan di pusat ekonomi Indonesia, Jakarta, sudah dilabeli PPKM level 1.
Berdasarkan data covid.go.id, per Sabtu (06/11/2021) kasus baru harian COVID-19 bertambah 401 kasus, sehingga jumlah kasus terkonfirmasi sebesar 4,25 juta. Jumlah kasus aktif turun 236 kasus menjadi 10,979.
Vaksinasi terus dikebut oleh pemerintah untuk mencapai target herd immunity pada awal tahun 2022. Mengacu data our world Indonesia, hingga 5 November 2021 rata-rata vaksinasi dalam tujuh hari di Indonesia mencapai 1,68 juta. Trend vaksinasi ini pun terus meningkat dari tiap bulannya.
Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Pertumbuhan Ekonomi Mulai Meningkat
Menurut data covid.go.id, jumlah orang yang sudah di vaksin (minimal dosis satu) sudah mencapai 124,16 juta orang atau kurang lebih setara 44,8% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Tingkat COVID yang terkendali dan vaksinasi yang terus bertumbuh berdampak pada PPKM yang semakin longgar. Hal ini membuat mobilitas masyarakat Indonesia pun semakin meningkat.
Mobilitas masyarakat secara garis besar sudah mulai membaik di kuartal-IV 2021. Hal ini ditandai dengan tiga tempat sudah berada di area positif kecuali pusat transportasi umum.
Sementara itu pusat transportasi masih berada di area negatif, namun terus berangsur membaik. Terbatasnya hari libur panjang dan jadwal keberangkatan moda transportasi yang terbatas jadi faktor kenapa tempat ini masih di level negatif.
Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal 3 - 2021 Tumbuh Hingga 5 Persen