Sonora.ID - The Medium (2021) adalah film horor supernatural asal Thailand-Korea Selatan yang menandai kembalinya pembuat film Banjong Pisanthanakun ke dunia film horor.
Naskah filmnya ditulis oleh Cha-won Choi, Chantavit Dhanasevi, dan Na Hong-jin dari Korea, penulis di balik The Wailing, The Yellow Sea, dan The Chaser.
The Medium (alias Rang Zong) adalah film dengan kisah aneh dan mengerikan tentang kerasukan setan yang berpusat di sekitar kepercayaan pada perdukunan yang dipraktekkan di bagian timur laut Thailand.
Baca Juga: 4 Macam Hantu Paling Terkenal dan Mengerikan di Thailand, Mana yang Paling Seram?
The Medium adalah pengalaman perdukunan Asia Tenggara yang sangat eksotis dan original. Film ini mengawinkan dan menyeragamkan tradisi film horor Thailand dan Korea Selatan.
Shamanisme adalah tradisi spiritual dan penyembuhan yang ditemukan dalam budaya di seluruh dunia yang diangkat dalam film ini.
Dalam tradisi ini, dukun berfungsi sebagai perantara antara dunia fisik dan spiritual atau dunia alam dan supranatural.
Meskipun peran dukun bervariasi dari satu budaya ke budaya lain, mereka biasanya memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, berkomunikasi dengan dunia lain, dan mengantar jiwa orang mati ke alam baka.
Diambil dalam footage gaya pseudo-dokumenter yang menyerupai Paranormal Activity dan The Blair Witch Project, film ini dimulai dengan tim dokumenter yang menyelidiki dan mensurvei praktik perdukunan orang-orang Isan di timur laut Thailand.
Sinopsis 'The Medium'
Melansir Highonfilms, The Medium bermula dari adegan yang menyorot Nim (Sawanee Utoomma), seorang Shaman atau dukun perempuan yang berada di sebuah pedesaan bagian utara Thailand.
Nim menjelaskan kepada kru dokumenter tentang kepercayaan animisme Isan yang merupakan atribusi dari jiwa atau roh yang hidup pada fenomena alam.
Menurut Nim, ada roh baik dan roh jahat, ada yang melindungi dan ada yang berniat menyakiti.
Nim menjadi dukun karena menggantikan kakak perempuannya Noi (Sirani Yankittikan) yang menolak meneruskan warisan keluarga, sebagai perantara makhluk halus dan dunia manusia.
Baca Juga: The Medium : Film Horor Mencekam Hasil Kerjasama Korea dan Thailand
Tugas sebagai perantara telah berlangsung sejak zaman nenek dan bibi dari pihak ibunya.
Suatu ketika pada hari pemakaman suami saudara perempuannya, Nim melihat keponakannya bernama Mink (Narilya Gulmongkolpech) bertingkah aneh.
Mink merupakan anak dari Noi. Nim dan Noi menyadari kejanggalan pada sikap Mink.
Keanehan tersebut mereka ketahui sebagai pertanda Mink adalah 'yang terpilih' untuk menjadi penerus keluarga sebagai dukun perantara (the medium) makhluk halus dan manusia.
Tim dokumenter tersebut bertanya kepada keluarga Nim, apakah mereka dapat memfilmkan kehidupan sehari-hari Mink dan anggota keluarga lainnya.
Noi tidak ingin putrinya Mink menjadi dukun. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menyeret Mink keluar dari warisan spiritual seperti yang dia lakukan di masa lalu, tetapi Mink semakin tersedot ke dalam kekuatan misterius.
Dari sini, film yang disajikan sebagai dokumenter ini mengalihkan fokusnya ke Mink
Mink, seorang gadis cantik dan cerdas berusia 20 tahunan menjadi semakin aneh saat dia dirasuki oleh makhluk gaib.
Baca Juga: Tonton Trailer Pertama 'Paranormal Activity: Next of Kin' di Sini!
Mata Mink berubah merah dan tubuhnya berlumuran darah, karena kerasukan kekuatan gaib kuno yang tidak bisa dilihat anggota keluarga lainnya.
Film The Medium menampilkan gambaran 'kengerian' seseorang ketika dirasuki oleh makhluk halus.
Kengerian visual itu diwujudkan dalam adegan supernaturalisme, eksorsisme, dan okultisme untuk menciptakan kesan horror yang kuat dengan hujan, lumpur, dan darah.
Meski disajikan dalam bentuk film dokumenter, namun film ini berhasil menciptakan kesan nyata bagi penonton.
Film The Medium resmi tayang di Indonesia mulai Rabu (20/10/2021).
Trailer film:
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sinopsis The Medium, Kisah Horror Narilya Gulmongkolpech Jadi Gadis Perantara Makhluk Halus