Idealnya, aset likuid harus berada di angka 6 kali dari pengeluaran. Maka, aset cash yang dimiliki harus sebesar Rp 60.000.000 jika memiliki pengeluaran sebanyak Rp 10.000.000 dalam sebulan.
Tetapi, Teguh sendiri memiliki pendapat lain yang menurutnya ideal untuk dilakukan saat krisis akibat pandemi ini.
Seseorang harus bisa memiliki aset likuid sebesar 12 kali dari pengeluaran agar lebih aman secara finansial.
Ini disebabkan oleh pandemi yang membuat seseorang harus mengalami kesulitan finansial yang tidak ada ujungnya.
Baca Juga: Raih Financial Freedom dengan Melakukan Kebiasaan Mudah Ini!
Financial Expert ini mengatakan bahwa banyak sekali orang dengan aset yang tidak likuid harus menjual segala harta benda yang dimiliki untuk menutupi kebutuhan hidup.
Sayangnya, harga jualnya pun jauh dari nominal yang semestinya atau bisa disebut juga sebagai jual rugi.
Oleh karena itu, masyarakat dituntut untuk bisa memiliki neraca keuangan agar bisa mengetahui aset likuid yang dimiliki.
Cashflow yang berada pada neraca keuangan juga dapat membuat seseorang mengetahui laba rugi dari penghasilan dan harta yang dimilikinya pada momen tersebut.
Dengan neraca keuangan ini, seseorang pun bisa dengan mudah menghitung jumlah aset dan utang, sehingga pendapat serta pengeluaran pun dapat dikontrol dengan mudah.
Baca Juga: Godaan Semakin Kuat, Terapkan 3 Cara Ini Agar Terbebas dari Jerat Utang!