Perpustakaan Punya Peran Penting Dalam Pemulihan Ekonomi

10 November 2021 07:50 WIB
Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M.
Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando, M.M. ( Istimewa)

Jakarta, Sonora.Id - Perpustakaan memiliki peran dalam pemulihan ekonomi nasional. Melalui program perpustakaan transformasi berbasis inklusi sosial, pemulihan sosial ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi akan dipulihkan melalui layanan literasi hingga ke tingkat desa.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, mengatakan sebanyak 30 juta masyarakat Indonesia terdampak pandemi Covid-19. Di sinilah peran perpustakaan dinanti untuk hadir membagikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat, agar dapat bangkit dari keterpurukan.

Syarif Bando menjelaskan, ada tiga faktor utama penyebab kemiskinan yakni terbatasnya penguasaan ilmu pengetahuan, akses permodalan yang terbatas, dan budaya malas.

"Tidak ada yang tahu, kapan pandemi ini akan berakhir, sehingga menjadi tugas utama kita sebagai pustakawan untuk menggerakkan masyarakat agar dia memiliki ilmu pengetahuan, serta menggerakkan budaya malas menjadi rajin," kata Syarif Bando dalam webinar yang diselenggarakan Forum Perpustakaan Umum Indonesia (FPUI) dengan tema Peran Perpustakaan Umum di Era New Normal Dalam Upaya Pemulihan ekonomi Nasional, secara daring pada Selasa (9/11/2021).

Baca Juga: Perpusnas Gelar Literasi Kebencanaan Bagi Masyarakat Aceh

Syarif Bando mengatakan, sudah saatnya para pustakawan dan para pengelola perpustakaan menjadikan perpustakaan sebagai pusat transfer ilmu pengetahuan, tidak hanya manajemen koleksi dan manajemen ilmu pengetahuan. "Ini filosofi kita bersama, maka kita terus mengajak mitra untuk memastikan Indonesia bisa melangkah maju serta menyejahterakan kehidupan," katanya.

Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami, mengatakan kemampuan membaca menjadi syarat utama untuk dapat mengakses pengetahuan dan menguasai berbagai bidang ilmu. Dia menekankan, pada masa pandemi, perpustakaan perlu diberdayakan karena banyak masyarakat yang membutuhkan pengetahuan dan informasi.

"Perpustakaan tidak hanya sekadar menunggu masyarakat dengan tumpukan buku, tetapi masyarakat akan hadir di perpustakaan untuk meningkatkan produktivitasnya," katanya.

Untuk menjadikan perpustakaan sebagai pilar penting dalam pemulihan ekonomi nasional, lanjut Amich, perpustakaan harus dimaknai secara luas, bukan sekadar jumlah koleksi dan ruang baca. Perpustakaan tidak dapat dikelola oleh pustakawan pasif yang sekadar bekerja secara teknis, belum sebagai penggerak literasi.

Melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, perpustakaan mengubah bentuk fisik dan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Seperti penambahan koleksi dan penguatan infrastruktur TI yang digunakan masyarakat untuk berselancar di dunia maya dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi.

Dikatakannya, perpustakaan desa atau taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pusat informasi dan pengetahuan, sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi, untuk menggerakkan masyarakat bangkit dari keterpurukan. "Kami memperkuat dengan dana alokasi khusus (DAK) bidang perpustakaan untuk membangun perpustakaan dan melengkapi fasilitas perpustakaan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Nurlianti, mengatakan pihaknya terus memberikan pelayanan untuk masyarakat dalam kondisi pandemi. Berbagai pelatihan ekonomi kreatif dan workshop digelar secara virtual untuk menambah kompetensi masyarakat. Kolaborasi dilakukan dengan menggandeng praktisi dan berbagai narasumber.

"Pandemi membuat kita terbatas melakukan kegiatan, tetapi kami tetap menyiasatinya dengan kegiatan secara virtual. Seperti talkshow maupun workshop," kata perempuan yang akrab disapa Nunung tersebut. Tahun ini, ada empat kabupaten di Kalsel yang menerima program transformasi perpustakaan sosial yakni Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, dan Tanah Bumbu.

Sejak tahun 2018, program transformasi berbasis inklusi sosial sudah berkiprah di 32 provinsi, 160 kabupaten dan 1.250 desa. Team Leader Konsultan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Erlyn Sulistyaningsih, mengatakan saat ini, untuk mengetahui kebutuhan masyarakat, perpustakaan harus berani keluar dari gedung dan tidak hanya menyediakan buku.

"Perpustakaan harus hadir di masyarakat, harus dapat menjawab kebutuhan yang harus segera diselesaikan, sehingga memberikan dampak dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik," kata Erlyn.

Dikatakan, perpustakaan menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk mendapatkan solusi untuk kebutuhan hidup. Perpustakaan dapat meningkatkan layanan informasi dan membuat perpustakaan menjadi lebih menarik.

Dalam kesempatan tersebut, salah satu warga yang memanfaatkan perpustakaan, Shanty Apriani, berbagi pengalamannya memulai bisnis keripik pisang dengan membaca buku di Perpustakaan Desa Soguo, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara.

"Di perpustakaan, saya menemukan buku tentang pengolahan camilan dari pisang. Dari buku itu, saya menciptakan produk olahan pisang menjadi kripik dengan berbagai varian rasa," ungkapnya.

Untuk meningkatkan nilai jual dan perluasan, pemiik Enterpreneur Produksi Aneka Kripik Pisang (BananasQ) ini mengikuti pelatihan, workshop, dan mencari informasi di internet yang difasilitasi layanan perpustakaan desa Soguo. Selain dapat membantu ekonomi keluarga, Shanty mengaku dapat membantu ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya.

"Saya berharap perpustakaan desa dapat melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat lebih banyak lagi, yang dapat berubah hidupnya karena layanan perpustakaan," pungkasnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm