Sonora. ID - Memiliki cita-cita jangka panjang seperti ingin memiliki berbagai aset guna menunjang kehidupan di masa mendatang merupakan langkah pertama yang baik untuk mendekatkan diri pada manajemen keuangan.
Realitanya, cita-cita tersebut perlu diiringi dengan seberapa melek kita terhadap pengelolaan keuangan, salah satunya adalah neraca keuangan.
Dengan neraca keuangan kita dapat mengidentifikasi harta bersih yang kita miliki.
Dengan mengetahui harta bersih tersebut juga kita dapat mengidentifikasi tabungan dan pengeluaran yang akan kita lakukan ke depannya.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Eko Pratomo dan Mohamad Teguh selaku Pakar Finansial dari HALO FINA pada siaran Radio Smart FM bertajuk 'Pentingnya Neraca Keuangan Keluarga'.
Baca Juga: Apakah Penting Menulis Neraca Keuangan Keluarga? Simak Ulasan Ahli Perencanaan Finansial Ini
Yang menjadi permasalahan dalam neraca keuangan adalah bagaimana kita dapat menentukan rasio antara aset likuid dan tidak likuid.
Beberapa tahun lalu, pakar finansial banyak yang merekomendasikan rasio aset likuid dalam kondisi normal sebesar 3 sampai dengan 4 kali pengeluaran.
Contohnya ketika kamu mengidentifikasi bahwa pengeluaranmu mencapai 10 juta, maka aset likuidnya harus mencapai 30 sampai 40 juta.
Baca Juga: Meski Gaji Setinggi Langit, Diramlkan Kemiskinan Menghampiri 3 Weton Ini
Namun saat ini banyak pakar finansial yang justru merekomendasikan sebanyak 6 kali lipat dari pengeluaran.
Dan pada kondisi khusus, seperti pandemi, maka aset likuidnya harus mencapai 12 kali lipat dari pengeluaran biasa.
Permasalahan lainnya terkait hal ini adalah kemudahan likuiditas.
Sulitnya mencairkan aset yang dimiliki ini biasa dialami oleh golongan senior yang memiliki banyak aset namun tidak bisa memberikan cash dengan porsi yang cukup karena mereka menjualnya pada harga di bawah pasar.
Agar bisa memprediksi likuiditas, kedua pakar finansial tersebut merekomendasikan 3 instrumen yang penting, yakni cash, cash flow, yang ketiga adalah aset.
Baca Juga: Tafsir Mimpi Gigi Copot, 3 Pertanda Buruk yang Akan Kamu Hadapi
"Cash flow berkaitan dengan laba rugi, surplus atau defisit dari anggaran rumah tangga," jelas Teguh.
Selain itu cash flow umumnya dibutuhkan untuk melihat pendapatan dan pengeluaran serta menjadi alat prediksi
"Misal ketika pendapatan kita ke depannya masih bagus, kita bisa mempertahankan pengeluaran dengan mudah. Kalau terganggu, maka perlu effort yang besar untuk mengurangi pengeluaran, kalau tidak dilakukan maka meskipun punya cash banyak justru malah tertimbun hutang," tambahnya.
Baca Juga: Ingin Dapat Cuan Lebih, Ini Beberapa Investasi Populer yang Dapat Anda Coba