Sonora.ID - Sudah hampir dua tahun lamanya, Indonesia menghadapi Pandemi Covid-19, dan tentu banyak pembelajaran yang dapat Indonesia ambil di dalamnya. Salah satu yang dapat dijadikan pembelajaran adalah, kemandirian industri kesehatan.
Pada awal pandemi, Indonesia dapat dikatakan tidak memiliki kemandirian terhadap ketersediaan produk-produk kesehatan, khususnya terhadap produk farmasi, dan alat kesehatan, termasuk juga vaksin.
“Tentunya kita belajar dari pandemi yang kita hadapi satu setengah tahun ini. Dimana karena ketidak mandirian kita, maka kita tidak siap dari, khususnya produk-produk kesehatan. Khususnya adalah sediaan farmasi, alat-alat kesehatan termasuk vaksin,” ujar Plt.
Baca Juga: Gubernur Ridwan Kamil Dorong Industri Kreatif di Jawa Barat
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Arianti Anaya dala acara Kompas100 CEO Forum Ke-12, yang mengusung topik pembahasan; Industri Kesehatan Pasca Pandemi, Rabu (10/11/2021).
Industri obat-obatan Indonesia, 90% berada di dalam negeri, akan tetapi untuk bahan baku, Indonesia masih sangat tergantung dengan negara-negara lainnya, seperti India dan Cina.
Sama halnya dengan obat-obatan, nasib industri alat-alat kesehatan di Indonesia juga memiliki kendala yang sama, dimana 90% alat-alat kesehatan, di impor dari negara-negara lain.
“Dari obat-obatan kita harus research, sebenarnya industri kita 90% ada di dalam negeri, tetapi bahan bakunya ada di luar semua. Kebanyakan ada di Cina, ada di India, itu mayoritas,” terang Arianti, Rabu (10/11/2021).
Baca Juga: OJK Sebut Literasi Keuangan Masyarakat Indonesia Masih Rendah