Hal ini dapat kita lihat pada berbagai kasus yang terjadi di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya sempat viral di masyarakat. Yaitu kasus lonjakan harga obat-obatan untuk COVID-19, dan kekosongan oksigen di masyarakat.
Dimana pada saat itu, pemerintah pun harus mengeluarkan peraturan mengenai harga eceran obat Covid-19 tertinggi, serta meng-impor oksigen konsentrat, guna menanggulangi permasalahan tersebut.
Dimana semua itu, imbas dari ketidaksiapan pemerintah dalam sektor industri kesehatan, pada awal pandemi.
“Pada saat itu kami terpaksa harus mengirimkan pesawat ya, ke luar untuk mengambil bahan baku dan juga itu pun tidak mudah, karena beberapa negara seperti India, kalau ga, kemarin waktu kita kena lonjakan kedua, India pun baru selesai, belum selesai, sehingga India masih menutup untuk mengirimkan bahan bakunya,” ujar Arianti, Rabu (10/11/2021).
Baca Juga: Ditandai Internet, Revolusi Industri 4.0 Menuntut Adanya Kolaborasi
Dalam kesempatan tersebut, Plt. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Arianti Anaya pun menyampaikan, jika hal ini dapat menjadi pembelajaran, dan juga dapat menekankan, jika kemandirian pada industri kesehatan dan farmasi sangat mempengaruhi ketahanan nasional.
“Nah tentunya, korbannya menjadi sangat banyak dan ini harusnya pembelajaran buat kita semua, bahwa kemandirian di bidang farmasi dan alat kesehatan sangat mempengaruhi untuk ketahanan nasional,” terang Arianti, Rabu (10/11/2021).
Bahkan dapat membawa dampak berkelanjutan pada sektor-sektor lainnya, termasuk sektor ekonomi. Ia pun mengharapkan, agar Indonesia dapat bangkit dan segera membangun industri kesehatan dan farmasi, guna menjaga kesiapan dan kemandirian Indonesia, terhadap pandemi di masa yang akan datang.
Baca Juga: 7 Pasangan K-Drama Terbaik 2021 Pilihan Industri Hiburan Korea, Setuju?