Namun, hal ini tergantung dengan usia, genetik, jenis kelamin, pekerjaan atau aktivitas fisik, penyakit atau kondisi yang sedang dialami, dan berbagai faktor lainnya.
“Komponen lainnya adalah kualitas tidur. Tidur itu ada beberapa tahapan, yang seluruh tahapan itu harus dilalui. Kalau kita cuma tidur-tidur ayam, itu hanya di tahap yang pertama. Kalau dia tidak masuk ke tahap selanjutnya, maka tidak bisa dikatakan sebagai tidur yang berkualitas,” sambung dr. Santi.
Jadi, orang yang tidur dalam 8 jam atau dikatakan cukup secara kuantitas, tetapi tidurnya dalam tahap tidur pertama, maka orang tersebut bisa dikatakan masih kurang cukup tidur.
Baca Juga: Saking Akrabnya, Ini Cara Jimin Bantu V BTS Lawan Ketakutannya
Sebaliknya pun demikian, ketika seseorang masuk dalam tahap tidur nyenyak tetapi hanya beberapa jam dan kurang dari kebutuhannya, maka orang itu juga dikatakan mengalami kurang tidur.
Jadi kedua komponen tersebut harus berjalan seimbang.