Banjarmasin, Sonora.ID - Dua pekan sudah, keberadaan pasar terapung di kawasan siring Piere Tendean tak juga dibuka.
Padahal, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina sudah merencanakan objek wisata tersebut akan dibuka pada minggu kedua bulan November.
Nyatanya, dari pantauan Smart FM Banjarmasin Minggu (14/11), pasar terapung tak juga dibuka. Jangankan buka, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banjarmasin ternyata juga belum melakukan simulasi operasional pasar terapung.
Tentu itu menunjukan, bahwa Disbudpar tidak siap untuk kembali membuka objek wisata andalan itu di masa kenormalan baru.
Pun demikian, kawasan siring Piere Tendean tetap ramai dikunjungi warga.
"Minggu ini ditunda ke minggu depan," ungkap Kepala Disbudpar Kota Banjarmasin, Ikhsan Al Haque, saat dihubungi awak media, melalui sambungan telepon, Minggu, (14/11) pagi.
Ikhsan membeberkan, alasan belum bisa dilakukannya simulasi pada minggu ini karena masih menyiapkan pemberlakuan aplikasi Pedulilindungi.
"Kepala UPTD nya masih koordinasi dengan Kemenkes atau pemerintah pusat. Karena dia yang mengurus itu," kilahnya.
Baca Juga: Polda Kalsel Bantu Mahasiswa Asal Papua Kenali Budaya dan Lingkungan
Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Ibnu Sina membeberkan, bahwa pihak Disbudpar dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Siring sudah melaporkan kesiapan mereka untuk membuka Dermaga Pasar Terapung.
"Tapi saya minta dibukanya minggu depan saja (14/11). Minggu ini (07/11) kita minta untuk mematangkan terlebih dahulu terkait segala persiapannya, termasuk penataan PKL di kawasan siring," bebernya.
Ibnu menambahkan, bahwa pihaknya juga bakal melokalisir kawasan pasar tersebut dengan portal atau pagar besi pembatas, agar bisa ditata dengan baik.
"Pakai pagar besi di beberapa titik, yaaa semacam portal," tuntasnya.
Ikhsan Al Haq juga mengamini rencana simulasi wisata pasar terapung yang dinginkan Wali Kota.
"Jamnya akan kita batasi dari 6 pagi sampai 10 siang maksimal. Kalau biasanya bisa sampai pukul 12 siang," ungkapnya.
Baca Juga: Iuran Aneh HKN di Banjarmasin, Mulai Ratusan Ribu sampai Puluhan Juta
Ia menekankan, beberapa hal harus diperhatikan warga dalam pelaksanaan simulasi itu. Pertama, kawasan wisata pasar terapung tidak diperkenankan untuk balita dan orang tua berusia renta.
"Kita tidak tahu, bisa saja selama di pasar terapung kita berhadapan dengan Orang Tanpa Gejala (OTG). kasihan nanti mereka," jelasnya.
Kemudian yang kedua, lokasi pasar terapung akan diberikan pagar atau sejenis portal untuk mengendalikan pengunjung yang ingin masuk.
Sebelumnya, pengunjung juga akan melalui skrining berupa pengecekan suhu tubuh, menunjukkan kartu vaksin, atau bisa juga mengakses aplikasi pedulilindungi.
"Maksimal kapasitas pengunjung hanya 50 persen. Maka dari itu perlu koordinasi dengan Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk mengendalikan pengunjung," tukasnya.
Baca Juga: KLHK Bantu Kalsel Tingkatkan Upaya Pengamanan Lingkungan Hidup